“Anna, ada undangan promnight untukmu. Kau akan datang bersama kekasihmu yang tampan itu kan?”
Aku menerima selembar kartu undangan berwarna pink dari Tiffany sambil berseru antusias. Pesta promnight adalah pesta yang sangat dinantikan oleh seluruh siswa di Kirin High School. Di pesta ini semua orang akan menggunakan pakaian terbaik mereka dan satu pasangan terbaik akan dinobatkan sebagai raja dan ratu promnight. Kuharap tahun ini aku yang mendapatkan itu bersama Jihoo oppa. Apalagi ini juga tahun terakhir Jihoo oppa di sini, aku ingin mengukir sebanyak-banyaknya kenangan indah bersama Jihoo oppa.
“Pulang sekolah kita harus pergi ke butik dan mencari gaun untuk besok.” cetus Jessica semangat. Aku langsung mengangguk setuju pada idenya dan mulai memikirkan warna gaun yang kira-kira cocok untukku di acara promnight. Tahun ini mungkin aku akan menggunakan gaun berwarna fuschia karena saat ini trend warna gaun itu paling banyak diminati oleh gadis-gadis muda sepertiku.
“Anna, lihatlah apa yang terjadi.” Tiba-tiba Tiffany menyenggol lenganku sambil menunjuk kearah kerumunan siswa siswi Kirin yang sedang menertawakan seseorang. Seketika aku menyipitkan mataku untuk melihat apa yang terjadi. Dan setelah beberapa saat barulah aku sadar jika sumber dari seluruh tawa bergemuruh siswa-siswi itu adalah Lee Junhyu. Pria aneh itu tampak berjalan dengan kepala menunduk sambil memegangi tudung hoodienya erat-erat. Namun Jinki oppa justru menarik tudung hoodie itu hingga semua siswa-siswi di sini dapat melihat rambut pink Junhyu yang menggelikan.
“Sejujurnya aku merasa iba dengannya, ia mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari siswa-siswi di sini.” gumam Jessica di sebelahku. Sejujurnya aku juga merasakan hal itu, tapi aku memilih untuk mengabaikannya karena pria cupu seperti Junhyu memang pantas untuk ditindas. Apalagi dengan sikapnya yang hanya diam seperti itu, ia justru membuat dirinya lebih mudah untuk diinjak-injak oleh orang lain.
“Biarkan saja, ia pria yang aneh. Seharusnya ia tidak diam saja saat orang lain menginjak-injak harga dirinya.”
“Lihat, wajahnya penuh luka lebam. Apa ia baru saja dipukuli lagi?”
Seketika aku hanya mampu mengernyit sambil menatap wajah babak belur Junhyu dari kejauhan. Setahuku kemarin malam wajahnya masih baik-baik saja. Hanya dibagian sudut bibirnya yang tampak luka karena sebelumnya ia mendapatkan tamparan dari Jihoo oppa. Mungkin hari ini ia mendapatkan kesialan yang membuatnya dihajar hingga berakhir seperti itu.
“Sayang, akhirnya aku menemukanmu juga.”
Jihoo mengecup pipiku lembut dan langsung mengambil tempat di sebelahku. Tangan-tangan lebarnya mulai bergerak untuk mengambil kentang goreng di atas meja dan juga cola milikku yang masih tersisa separuh.
“Lihatlah si cupu itu oppa, ia tidak bisa menghilangkan warna pink cat semprot di rambutnya.” ucapku terkikik pelan di sebelah Jihoo oppa. Sejak tadi ekor mataku tak bisa lepas dari Junhyu sambil bertanya-tanya mengenai luka lebam yang bersarang sangat banyak di wajahnya.
“Apa kemarin kalian memukuli Junhyu? Luka lebamnya banyak sekali.” tanya Tiffany di sebelahku. Spontan aku dan Jihoo oppa langsung menggeleng. Kemarin kami sama sekali tidak memukulinya, bahkan ia belum mendapatkan luka luka itu saat aku bertemu dengannya di mini market. Mungkin luka itu baru di dapatkannya tadi pagi karena ia berbuat ulah seperti biasa.
“Mungkin ia dipukuli oleh Jinri karena menolak memberikan kunci jawaban.”
“Ck, dasar bodoh! Ia rela dipukuli oleh orang lain daripada membagikan sedikit kepintarannya. Sudahlah oppa, jangan pedulikan si cupu itu lagi, bagaimana dengan acara promnight lusa?” tanyaku mengubah topik pembicaraan. Sejujurnya aku cukup muak membahas si cupu Lee Junhyu karena aku masih merasa sedikit merinding tiap kali mengingat tatapannya yang cukup tajam kepadaku. Entah apa yang dipikirkan oleh pria cupu itu saat menatapku, yang jelas aku selalu merasa tidak aman ketika ia menatapku.
“Kau tentu saja akan menjadi pasanganku Anna, kita pasti akan mendapatkan gelar raja dan ratu promnight.”
“Tentu saja oppa, hari ini aku akan membeli gaun bersama Tiffany dan Jessica.”
“Bagus, apa kau perlu kuantar, sayang?”
“Tidak perlu oppa, aku membawa mobil hari ini.”
Saat kami tengah asik bercakap-cakap, tiba-tiba pria cupu itu melintas di hadapan kami. Dengan wajah yang kali ini tidak ditundukan, namun justru mendongak kearahku, Lee Junhyu terus menatapku intens dan tiba-tiba berhenti tepat di depanku.