“Arghhh.. apa yang terjadi?”
Aku mencoba bangkit dari posisi tidurku sambil memegangi kepalaku yang masih terasa berdenyut. Semalam aku pasti telah meminum soju berlebihan hingga akhirnya aku merasa sangat pusing seperti ini. Padahal selama ini aku belum pernah meminum alkohol, itu adalah pengalaman pertamaku. Aku benar-benar ingat saat seorang pelayan berjalan mondar mandir membawa sebotol soju. Aku lalu meminta pelayan itu untuk membawakan dua botol soju dengan alasan ingin kuminum bersama teman-temanku yang lain. Tapi aku justru membawa dua botol soju itu ke taman belakang, lalu memutuskan untuk mabuk sendirian di sana. Namun sekarang aku merasa tidak lagi berada di taman. Aku berada di dalam ruangan yang cukup hangat dan nyaman dengan kasur yang empuk. Lalu... tunggu, aku tidak sendirian di sini. Ya Tuhan! Aku segera mengamati ruangan di sekitarku dan juga seorang pria yang sepertinya tidak mengenakan pakaian dibalik selimut putih yang telah tersibak sampai sebatas pinggang. Sial! Siapa pria yang berani menjebakku untuk tidur bersamanya. Sekarang aku benar-benar yakin jika akupun juga tidak sedang menggunakan selembar kain dibalik selimut ini karena kulitku langsung bersentuhan dengan permukaan selimut yang lembut ini. Bahkan saat pria di sebelahku ini sedikit bergerak, aku dapat merasakan gesekan kulitnya di pahaku yang terasa seperti tersengat aliran listrik kecil.
“Dasi itu...”
Seketika aku merasa linglung saat melihat sebuah dasi kupu-kupu tampak teronggok begitu saja di atas lantai. Aku sangat tahu siapa pemilik dasi itu, tapi aku tidak mau mengakuinya saat ini karena kuyakin pemilik dasi kupu-kupu itu bukan Lee Junhyu seorang. Perlahan-lahan aku mulai mengatur nafasku untuk membuka bantal putih yang menutupi wajah pria sialan yang telah berani menyentuhku malam ini. Dan jika pria itu adalah Lee Junhyu, aku bersumpah akan langsung membunuhnya saat ini juga.
“Anna.. kau sudah bangun?” tanya Junhyu dengan suara seraknya sambil menyingkirkan bantal putih dari atas wajahnya. Sialan pria ini! Apa yang telah ia lakukan padaku semalam? Aku tidur dengan pria cupu menjijikan ini? Oh Tuhan, bagunkan aku dari mimpi buruk ini sekarang juga! Kehormatanku telah direnggut oleh pria paling menjijikan di Kirin High School? Matilah aku.
“Kyaaa! Apa yang kau lakukan padaku? Lee Junhyu sialan kau telah memperkosaku, Lee Junhyu kau... mppffhhh... mppffhh...”
“Ssshh... kau ingin seluruh sekolah tahu jika kau baru saja tidur dengan pria cupu yang menjijikan ini? Diamlah, kita masih berada di ruang kesehatan.” bisiknya panik sambil membungkam mulutku. Namun aku tak peduli dengan itu semua. Aku langsung saja mendorong tubuhnya keras hingga ia terjungkal dari atas lantai dan membuatku semakin histeris karena pria itu tidak menggunakan apapun setelah selimutnya terlepas.
“Sudah kubilang jangan berteriak! Lebih baik kau rapikan dirimu.”
Untuk beberapa menit aku hanya mampu terdiam sambil mencoba menormalkan ketakutanku. Ini semua masih seperti mimpi dan aku terus memejamkan mataku berkali-kali dengan harapan saat aku membuka mataku nanti, aku sedang terbangun di kamarku sendiri, dan bukan terbangun di atas ranjang ruang kesehatan yang semalam telah kugunakan untuk tidur bersama pria cupu menjijikan ini.
“Apa yang telah kau lakukan padaku?”
“Aku tidak tahu, aku tidak ingat.” jawabnya pendek. Dengan geram aku melemparinya dengan guling besar di sebelahku sambil tangan kiriku tetap menggenggam ujung selimut dengan erat karena aku belum memakai apapun di balik selimut ini. Aku masih belum bisa menerima kondisiku saat ini yang harus terbangun dengan wajah bodoh Lee Junhyu di sebelahku.
“Pakai pakaianmu dan kita bicarakan masalah ini baik-baik.”
“Bagaimana bisa pria cupu sepertimu meniduriku?”
Aku terisak pelan saat melihat bekas-bekas percintaan kami di atas ranjang. Rasanya aku benar-benar tak mengingat apapun semalam, aku hanya mengingat saat Lee Junhyu sialan itu mengambil botol sojuku dan menggendongku. Ya, ia menggendongku semalam dari taman belakang. Jadi ia pasti memang berniat untuk memperkosaku semalam.
“Aku mabuk karena berusaha menghentikan niat gilamu untuk meminum semua soju itu. Semalam aku hanya ingin memindahkanmu ke ruang kesahatan karena kondisimu yang sangat kacau. Tapi kau justru menggodaku dan membuka kemejaku, apa kau tidak ingat?”
Aku menggeleng lemas sambil tetap menangis tersedu-sedu di atas ranjang. Sekarang aku justru terlihat sangat menyedihkan di hadapan Junhyu. Padahal biasanya Lee Junhyu yang selalu terlihat menyedihkan karena ia selalu mendapatkan siksaan dari orang-orang yang tidak menyukainya, termasuk aku.
“Kau pria brengsek mesum yang memanfaatkan kondisiku untuk kesenanganmu semata. Jangan katakan pada siapapun jika kau telah meniduriku, atau aku akan membunuhmu!” ancamku sengit sambil memunguti pakaianku satu persatu. Kulihat ia hanya diam dan tampak tak melakukan perlawanan apapun. Ia mungkin saat ini sedang bersorak karena berhasil membalikan keadaan dengan sangat telak. Huh, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja dengan mudah. Ini hanya kecelakaan, tidak akan terjadi apapun padaku setelah apa yang kulakukan semalam dengan pria cupu ini. Aku pasti akan baik-baik saja. Yah... aku pasti akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang tahu tentang hal ini selama si cupu itu tidak mengatakannya pada siapapun. Jadi aku akan terus mengawasi gerak-geriknya setelah ini agar ia tidak coba-coba membongkar rahasia menjijikan ini pada orang lain.
“Awas jika kau berani menceritakan hal menjijikan ini pada orang lain, aku pasti akan menuntutmu di pengadilan.”
“Terserah, lebih baik kau segera merapikan penampilanmu sebelum guru piket masuk ke sini.”
Dasar pria sialan! Berani-beraninya ia meninggalkanku setelah apa yang telah ia lakukan padaku. Hatinya pasti sangat senang saat ia telah berhasil memasukanku ke dalam jebakannya dan meniduriku tanpa mendapatkan perlawanan dariku. Aarrgghhh kau bodoh Im Anna! Bodoh! Tolol! Seharusnya aku tidak melakukan tindakan gegabah dengan ingin menegak dua botol soju sekaligus, padahal sebelumnya aku tidak pernah minum alkohol. Aku memang bodoh, dan si cupu Lee Junhyu itu memanfaatkan ketidaksadaranku untuk kesenangannya semata.