Di tempat lain, Luciel sedang bermain dengan Azura, Gadis iblis itu terlihat menikmati hari – harinya saat tinggal di surga.
“Azura! Kemari aku menemukan biji anggur emas! Lihat kemari aku akan menanam bijinya”
Gadis bermata merah itu dengan cepat berlari menuju malaikat kecil yang berada didepannya. Luciel membuat sebuah lubang di tanah lalu memasukan biji anggur emas yang berada dikantungnya. Kemudian malaikat kecil itu merapalkan doa, tiba – tiba muncul sebuah pohon anggur yang sangat besar dan berbuah rindang. Azura dengan lincah memanjat pohon anggur tersebut lalu menjatuhkan hasil petikannya ke bawah. Sedangkan Luciel dengan sigap menangkap hasil panennya. Aurella melihat kegiatan kedua makhluk kecil itu dari kaca jendela rumahnya. Malaikat itu memikirkan nasib Azura.
Bagaimana cara mengembalikan iblis kecil itu keasalnya?
Batin malaikat itu cemas. Karena setiap harinya Azura selalu ditinggal di rumah ketika Ia dan Luciel pergi ke aula Rumah Agung untuk memuji Tuhan. Aurella merasa kasihan dan tidak tega meninggalkan gadis kecil itu sendiri dirumah setiap harinya. Namun, malaikat lain tidak boleh tahu keberadaan iblis kecil itu. Hal itu bisa menjadi sebuah masalah.
Oh! mungkin aku akan mengubah wujud iblis kecil itu menjadi wujud malaikat kecil!
Batin Aurella dengan senang karena menemukan solusi dari hal yang selalu dipikirkannya.
“Azura! Kemari nak”
“Ada apa, Ibu?”
Azura memang memanggil Aurella Ibu karena Aurella sendiri yang menyuruhnya memanggilnya ibu.
“Aku akan mengubah wujudmu menjadi malaikat kecil agar kamu bisa ikut Ibu dan Luciel ke Rumah Agung, apa kamu keberatan?”
“Wah! Jadi aku tidak ditinggal di rumah lagi, Ibu?”
“Iya sayang”
“Aku mau!”
“Baiklah, pejamkan matamu.”
Ucap malaikat perempuan itu lalu Aurella merapalkan suatu kata tanpa suara lalu menepuk pucuk kepala Azura. Sekelebat aura putih menguar dan melingkupi tubuh makhluk itu. Sesaat kemudian wujud Azura berubah menjadi gadis kecil bermata emas murni dan rambut putih berkilau dan sayap indah di punggungnya.
“Menakjubkan!”
Iblis dalam wujud malaikat itu mengepakan sayap barunya dan memutar lalu dengan centilnya bergaya didepan kaca.
“Ibu ini sangat hebat! Aku menjadi seperti seorang malaikat!”
Azura menatap kagum pantulan cermin yang berada di depannya
“Ada apa ini, kenapa berisik sekali. Azura! Suaramu membuat gendang telingaku pecah!”
Suara anak laki – laki terdengar mendekat, Luciel dengan tampang malasnya melangkah menuju asal suara yang memekakkan telinganya. Luciel menatap gadis kecil dengan mata berwarna emas murni dan rambut putih dan juga sayap di punggungnya. Siapa dia? Dimana Azura?
“Hey! My name Azura Angel. Nice to meet you,”
“Apa artinya? Bahasa apa itu? Sebentar...Azura… AZURA?!”
Luciel terjungkal lagi yang kesekian kalinya ketika mengetahui kenyataan di depannya. Bagaimana bisa iblis itu menjadi sosok malaikat?
Haha mungkin kepalaku terbentur
Luciel pergi kedapur lalu kembali dengan membawa sebuah pentungan. Lalu, ia mengarahkan pentungan itu ke kepalanya.
“Luciel! Sini berikan kepadaku pentungannya. Aku saja yang memukul kepalamu,”
Suara cempreng yang familiar itu membuat kepala Luciel sakit.
Dasar azura! Astaga ampuni aku, Tuhan
Batin Luciel kesal