Kini malaikat itu berada Aula Rumah Agung untuk menyanyikan pujian untuk Tuhan. Ia beserta para malaikat lainnya berjalan menuju altar dan bernyanyi dengan suara yang harmonis dan syahdu. Ketika pujian dan nyanyian telah usai, Malaikat Michael, malaikat yang termasuk kedalam sepuluh malaikat penting berjalan menuju tengah kerumunan.
“Pengumuman! Pengumuman!”
Ucap Malaikat Michael dan diiringi tiupan sangkakala. Para malaikat lainnya terheran - heran dan dengan rasa keingintahuan mereka mengelilingi malaikat yang memegang pilar kebijaksanaan tersebut. Malaikat Michael adalah malaikat yang memegang kebijaksanaan tertinggi dan ia memiliki tugas untuk menjaga keharmonisan lingkungan surga. Selain itu, ia juga bertugas menebarkan kebijakan diantara umat manusia.
“Saudara – saudara semuanya. Kini kita telah mengetahui bahwa Malaikat Gabriel, sang Pemimpin Utama Pujian, harus memberikan jabatannya kepada malaikat lainnya. Sesuai dengan aturan yang berlaku, seorang Pemimpin Utama Pujian memiliki masa jabatan dua puluh tahun.
"Kini kami akan mengadakan pemilihan Pemimpin Utama Pujian yang baru, kami memiliki tiga calon kadidat yang telah kami nilai kemampuannya. Pemenangnya akan dipilih sesuai dengan banyaknya suara yang didapat melalui voting.”
Malaikat lainnya turut antusias, Luciel yang mendengar hal itu pun turut berharap dalam hati bahwa ia akan dipilih menjadi salah satu dari ketiga kadidat itu.
“Kau pasti menjadi salah satu kadidatnya!”
Ucap suara lembut disamping pemuda itu, Kaela berada di sampingnya turut antusias dengan pemilihan tersebut. Ia sangat yakin Luciel memiliki potensi yang baik untuk menjadi Pemimpin Utama Pujian. Ujung bibir pemuda itu terangkat sedikit.
“Tiga malaikat yang terpilih menjadi kadidat untuk menjadi Pemimpin Utama Pujian adalah Malaikat Samael…”
Suara riuh malaikat pun menggema di aula utama. Malaikat Samael yang di panggil namanya pun membungkukan badannya. Malaikat Samael memang merupakan malaikat popular di kalangan malaikat karena kepiawannya dalam bernyanyi dan malaikat samael terkenal dengan kebajikannya.
“Selanjutnya adalah Malaikat Zadkiel…”
Malaikat Zadkiel yang tadinya sedang menegak madu pun tersedak karena mendengar namanya dipanggil. Seluruh malaikat bertepuk tangan. Malaikat itu tidak percaya bahwa ia akan terpilih menjadi salah satu kadidat Pemimpin Utama Pujian. Malaikat Zadkiel memang terkenal dengan suaranya yang murni dan menenangkan jiwa, selain itu Ia dapat membawa lingkungan sekitarnya menjadi lebih baik. Selain itu, Malaikat Zadkiel memiliki paras yang mempesona bak dewa yunani dan juga rendah hati. Luciel memerhatikan Malaikat Zadkiel dari jauh, Pemuda itu merasa bahwa dirinya lebih unggul daripada Malaikat Zadkiel.
“Dan yang terakhir adalah Malaikat Luciel…”
Suara tepuk tangan menggema dan disambut ucapan selamat yang memenuhi indra pendengaran malaikat itu. Luciel menundukan badannya dan berusaha menyembunyikan senyum angkuh yang muncul diwajah tampannya. Ketika kembali menegakkan badannya, Luciel memasang ekpresi seakan ia merasa tidak layak untuk menjadi kadidat. Malaikat – malaikat di sekitarnya memberikan pujian yang menyenangkan hati Luciel.
Aku memang pantas untuk menjadi kadidat Pemimpin Utama
Batin malaikat itu angkuh.
“Setiap individu memiliki satu hak suara, masa voting akan ditutup seminggu setelah hari ini. Kotak suara berada di aula istana. Terimakasih.”
Para malaikat antusias dengan event tersebut. Ada beberapa malaikat yang berkumpul dan mengunggulkan pilihan mereka masing – masing.
“Luciel yang paling bagus!”
Ujar seorang malaikat berambut putih sebahu. Di wajah gadis itu terlihat seperti mendambakan sosok Luciel yang menjadi idolanya.
“Aku lebih memilih Samael atau Zadkiel daripada Luciel.”
Ujar seorang malaikat yang berada di sebelah gadis berambut pendek sebahu itu. Luciel yang mendengar hal itu tersenyum sinis sekilas karena melihat Kaela berjalan mendekat kearahnya.
“Luciel! Aku pasti akan mendukungmu. Mungkin kita perlu melakukan upaya agar bisa memperoleh dukungan dari malaikat lainnya.”
Gadis itu menerawang untuk mencari ide yang mungkin akan muncul dibenaknya.
“Ah! Bagaimana dengan melakukan pendekatan kepada malaikat – malaikat itu, seperti menolong atau membantu malaikat – malaikat yang sedang kesulitan. Mungkin dengan begitu, wajahmu bisa lebih dikenal malaikat – malaikat lainnya dan dipercaya untuk menjadi pemimpin utama pujian”
Ujar Kaela dengan penuh semangat di wajah kecilnya. Luciel bergeming sejenak untuk mempertimbangkan masukan dari Kaela.