Switched Heart

Ester Liana
Chapter #10

Bab 10 "Kesombongan Membawa Malapetaka"

Setelah hari pengangkatannya menjadi seorang Pemimpin Utama Pujian, Luciel menjalani harinya dengan penuh kepuasan. Setiap kali memimpin para malaikat untuk bernyanyi memuji Tuhan, Ia selalu mendapat pujian dan rasa kagum seperti diterpa ombak besar. Rasa puas memunculkan rasa tinggi hati dan kesombongan kemudian tertanam dalam hatinya yang perlahan menggelap. Namun, ia tidak menyadari bahwa kesombongan dan tinggi hati itu dapat mengubah hidupnya 180 derajat. Semakin dipuji, dirinya semakin haus akan pujian. Malaikat itu terlena dengan perasaan yang tidak seharusnya ada.

“Luciel!”

Pemuda itu menoleh ke belakang dan melihat gadis malaikat yang berambut putih dengan kilau emas, gadis itu adalah pengagum Luciel.

“Kau hebat sekali. Aku menyukaimu”

Ujar gadis itu dengan terang – terangan, gadis itu mendekatkan dirinya kepada pemuda itu. Luciel mulai tertarik untuk bermain – main dengan pengagumnya. Mungkin dengan begitu, rasa kesepiannya sejak kematian Ibunya dapat terobati. Luciel juga dengan tersenyum merayu perempuan itu. Kedua makhluk itu tidak menyadari tatapan perih seseorang gadis yang melihat kedekatan mereka.

Air mata mengalir di pipi Kaela, dirinya seperti tertusuk pedang tajam. Kaela menyadari bahwa dirinya bukanlah apa – apa bagi Luciel.

Terasa sangat jauh untuk mengapaimu

Batin gadis itu sedih

“Apapun yang terbaik untukmu, aku selalu mendukungmu”

Ucap gadis itu lirih lalu terbang pergi. Beberapa saat setelah kepergian Kaela, Luciel menoleh, dirinya merasa seperti ada yang memerhatikannya dari kejauhan. Namun nihil. Dihari berikutnya, Luciel mendapat pujian – pujian karena dirinya yang kompeten dalam memimpin pujian. Sampai pada akhirnya, Ia merasa bahwa dirinya setara dengan Tuhan. Hati pemuda itu dipenuhi oleh kecongkakan, tinggi hati, dan kesombongan.

---

Kaela dan Luciel sedang memetik buah apel dan anggur di taman surga. Ada segerombol malaikat yang menghampiri mereka.

“Luciel!”

Ujar salah satu malaikat yang menghampiri.

“Ada apa?”

“Apa kau tidak ingin menjadi Tuhan saja?”

Ujar malaikat itu dan disusul dengan anggukan malaikat lainnya.

“Hus”

Ucap Kaela yang ada disebelah Luciel. Gadis itu tidak menyetujui dan menentang perkataan itu.

“Tuhan adalah Tuhan yang agung, sebagai malaikat kita adalah pelayannya sepanjang umur kita. Ini adalah anugrah sebagai seorang malaikat.”

Lihat selengkapnya