Galaxy terbangun dengan kepala yang berat. Pandangannya kabur dan tubuhnya terasa lemah, seolah seluruh energinya terkuras habis. Saat kesadarannya pulih, dia merasakan sesuatu yang hangat menyentuh tubuhnya. Ketika matanya benar-benar terbuka, dia melihat Davina yang memeluknya erat.
“Galaxy! Aku khawatir sekali...” bisik Davina dengan suara serak. Ada kelegaan besar di wajahnya, tapi juga kekhawatiran yang masih tersisa. Air mata menetes di pipinya.
Lilya yang berdiri tidak jauh dari sana dengan ekspresi serius menatap Galaxy. “Keadaanmu tadi sangat buruk, Galaxy. Tenagamu hampir habis sepenuhnya. Jika kamu tidak bangun sekarang, aku tidak tahu apakah kamu bisa pulih,” katanya dengan suara yang lembut, tapi tegas.
Galaxy mengerutkan kening, mencoba mengingat apa yang telah terjadi. Tiba-tiba, rasa sakit yang tajam menghantam kepalanya. Bayangan pertarungannya dengan naga api biru muncul di benaknya. Dia melihat dirinya dikelilingi oleh aura hitam yang mematikan, serangan brutal yang dilancarkannya kepada naga, dan saat dia hampir kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
Dia terdiam sejenak, berusaha menenangkan pikirannya. Davina yang masih memeluknya bisa merasakan ketegangan di tubuhnya.
“Galaxy, tenang. Sudah berakhir. Naga itu sudah kalah, dan kita semua selamat,” ucap Davina dengan lembut, namun Galaxy tidak bisa menyingkirkan perasaan aneh yang mengganggunya.
Perlahan, Galaxy melepaskan diri dari pelukan Davina dan duduk di tepi tempat tidur. Tubuhnya masih terasa lemah, tapi rasa penasarannya lebih kuat. Dia ingin melihat dengan matanya sendiri bagaimana kondisi desa setelah pertarungan yang terjadi.
“Aku harus keluar,” katanya singkat sambil berdiri. Meski tubuhnya terasa berat, dia memaksa dirinya untuk berjalan menuju pintu.
Lilya dan Davina saling bertukar pandang. Mereka berdua tahu Galaxy belum sepenuhnya pulih, tapi tidak ada yang bisa menghentikannya. Galaxy membuka pintu perlahan dan melangkah keluar ke jalan desa.
Udara malam menyambutnya dengan sejuk. Aroma tanah yang segar setelah pertarungan besar tadi masih bisa tercium. Suasana desa yang tadinya mencekam kini berubah menjadi damai. Namun pandangan Galaxy langsung tertuju pada satu hal: di ujung desa, tidak jauh dari rumah peristirahatan, tubuh besar naga api biru tergeletak tak bergerak di atas pasir. Kepala naga itu telah terpisah dari tubuhnya, tergeletak beberapa meter jauhnya. Cahaya bulan memantul di atas sisik biru naga itu, memberikan kesan misterius dan menegangkan.