Sword Knight: Mount Neomir

Baggas Prakhaza
Chapter #20

Malam di Bawah Bintang

Setelah pertempuran melawan kelabang besi yang begitu menegangkan, Galaxy dan teman-temannya merasa bahwa mereka telah melalui salah satu rintangan terbesar dalam perjalanan mereka menuju puncak Gunung Neomir. Meskipun kelelahan, mereka semua merasa bahwa kekuatan baru dari zirah yang mereka peroleh memberikannya kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan berikutnya.

Malam itu, mereka memutuskan untuk beristirahat di dalam hutan di kaki Gunung Neomir. Api unggun yang mereka buat menyala hangat, menyinari wajah-wajah yang kini sedikit lebih rileks setelah sekian lama menghadapi bahaya tanpa henti. Lilya sibuk mempersiapkan makanan dari bahan-bahan yang mereka temukan di sekitar hutan, sementara Alios sedang mengasah panahnya dengan penuh konsentrasi.

Namun, meski suasana tampak damai, Galaxy duduk di tepi hutan, memandangi awan hitam yang menggantung berat di puncak Gunung Neomir. Awan itu tampak begitu gelap dan mencekam, disertai sambaran petir merah yang seolah-olah memberikan peringatan akan bahaya besar yang menunggu di sana. Galaxy memejamkan matanya sejenak, merasakan angin malam yang sejuk, tetapi di dalam dadanya ada perasaan cemas yang tak bisa ia abaikan.

Davina, yang sedang menikmati makanan bersama Lilya dan Alios, memperhatikan Galaxy yang duduk sendiri. Ia tahu betul bahwa di balik ketenangan luar Galaxy, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Setelah beberapa saat ragu, Davina memutuskan untuk menghampiri Galaxy.

Dengan langkah perlahan, ia berjalan mendekati Galaxy dan duduk di sebelahnya. “Apa yang kamu pikirkan?” tanya Davina lembut, suaranya mengalir seperti angin yang menenangkan.

Galaxy terdiam sejenak, lalu menatap ke arah Davina dengan mata yang sedikit bimbang. “Entahlah, Davina. Aku mulai merasakan sesuatu yang... aneh. Semacam ketakutan.”

Davina mengerutkan kening, tak terbiasa mendengar Galaxy berbicara tentang ketakutan. “Ketakutan? Tentang apa?”

Galaxy menghela napas panjang. “Naga berkepala tiga itu… Aku tidak tahu mengapa, tapi aku merasa begitu gelisah memikirkannya. Bukan karena aku takut padanya, tapi… aku takut pada apa yang mungkin terjadi pada kalian semua. Aku takut kalian tidak akan mampu melawannya, dan aku takut kalian akan menjadi korban karenaku.”

Lihat selengkapnya