Sword Knight: Mount Neomir

Baggas Prakhaza
Chapter #21

Danau Es Terlarang

Keesokan harinya, setelah semalaman beristirahat di dekat api unggun, Galaxy dan kelompoknya melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Neomir. Udara pagi terasa segar, meskipun udara dingin dari gunung mulai terasa semakin intens seiring mereka mendekat ke tujuannya. Pemandangan di sekitar mereka perlahan-lahan berubah; pohon-pohon hijau mulai digantikan oleh bebatuan kasar dan rerumputan yang lebih jarang. Namun, mereka masih belum menyadari bahaya besar yang menunggu di depan.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di tepi sebuah danau yang luas dan indah. Airnya begitu tenang dan jernih, memantulkan langit biru serta awan-awan tipis di atasnya. Cahaya matahari pagi memantul lembut di permukaan air, menciptakan kilauan yang mempesona. Angin sejuk dari danau menyapa mereka, memberikan rasa tenang setelah perjalanan yang panjang. Lilya, yang sudah merasa kehausan, segera mendekati tepi danau dan berjongkok untuk meraup air dengan tangannya.

“Airnya terlihat begitu jernih. Aku yakin ini aman untuk diminum,” kata Lilya, tersenyum pada Alios dan Davina yang juga menghampirinya. Alios yang biasanya waspada bahkan terlihat santai, menyiapkan tempat airnya untuk diisi dengan air danau. Davina melirik ke arah Galaxy, yang berdiri beberapa meter di belakang mereka, matanya menyipit seolah-olah memperhatikan sesuatu yang tak biasa.

Tiba-tiba, Galaxy berteriak dengan penuh peringatan, “Hentikan! Jangan minum air itu!”

Suara kerasnya membuat mereka bertiga terkejut. Galaxy segera berlari mendekati mereka, wajahnya penuh kekhawatiran. Sebelum mereka sempat bertanya, air danau yang tadinya tenang tiba-tiba bergetar dan mulai membentuk pusaran di tengahnya. Pusaran itu semakin membesar, menarik perhatian mereka semua.

Tepat dari tengah pusaran, muncul sosok yang mengerikan—seekor kuda tengkorak raksasa yang dibalut oleh es. Tubuhnya terbuat dari tulang belulang putih, namun dilapisi oleh lapisan es tebal yang berkilauan di bawah sinar matahari. Matanya bersinar biru terang, memancarkan aura dingin yang mengancam. Giginya bukan sekadar gigi, melainkan taring-taring tajam yang tampak siap merobek apa pun di depannya. Nafas esnya membuat udara di sekitar mereka semakin beku, menciptakan kabut tipis di sekitar danau.

Kuda tengkorak itu mengeluarkan teriakan keras, suaranya bergema di seluruh danau. Dengan satu hentakan kakinya ke air, seluruh permukaan danau yang tadinya cair langsung membeku dalam sekejap, membuat seluruh danau menjadi lapisan es yang keras. Permukaan es itu memantulkan sosok kuda tengkorak dan seolah-olah memperluas auranya yang menakutkan.

Galaxy langsung memberi perintah kepada kelompoknya, “Mundur! Jangan dekati danau ini!”

Namun, saat mereka hendak bergerak mundur, kuda tengkorak itu kembali mengeluarkan raungan keras, dan dari dalam pusaran esnya, muncul sejumlah tengkorak kecil yang berbentuk menyerupai manusia. Tengkorak-tengkorak ini terbuat dari bongkahan es, dan ukurannya sebesar tubuh manusia biasa. Mereka bergerak dengan cepat di atas es, mata mereka bersinar biru sama seperti kuda tengkorak itu.

Lihat selengkapnya