Sword Knight Season II - Revealing the Mystery

Baggas Prakhaza
Chapter #5

Bayang di Balik Malam

Malam semakin larut di negeri Riz. Bulan pucat yang menggantung di langit menerangi istana dengan cahaya lembut, memantulkan kilau perak dari dinding-dinding marmernya. Suasana tenang dan damai seolah melingkupi seluruh istana, namun di dalam hati Davina, masih ada banyak hal yang mengganggu pikirannya.

Sang Ratu, yang menyayangi Davina dengan segenap hati, melihat perubahan di wajah putrinya sejak pertemuan makan malam itu. Ia tahu, ada sesuatu yang mengusik kedamaian hati Davina, meski putrinya tidak mengutarakannya secara langsung. "Anakku, malam semakin larut. Besok adalah hari penting bagimu, perayaan kembalimu sebagai calon Ratu Negeri Riz. Kau harus beristirahat agar bisa bersiap dengan baik," ucap Sang Ratu dengan nada lembut, penuh kasih sayang.

Davina tersenyum tipis, mengangguk pelan. "Ya, Ibu. Aku akan beristirahat," jawabnya, meskipun pikirannya jauh dari ketenangan yang diinginkan ibunya. Ia menghormati ibunya dan tahu bahwa perayaan esok hari adalah momen penting bagi keluarganya dan seluruh negeri, tapi hatinya terasa berat.

Setelah mencium pipi ibunya, Davina berjalan menuju kamarnya yang terletak di sayap timur istana. Kamar itu luas, dengan jendela besar yang menghadap ke taman kerajaan. Langit-langitnya yang dihiasi ukiran emas dan tempat tidur berkanopi dengan kain sutra putih menambah kesan megah namun tenang. Saat Davina memasuki kamar, ia segera menutup pintu di belakangnya dan berjalan menuju jendela besar yang terbuka lebar. Angin malam yang sejuk menerpa wajahnya, membawa aroma bunga dari taman istana.

Sambil menatap langit malam yang dipenuhi bintang, Davina mulai merenung. Dalam keheningan malam, pikirannya kembali pada Galaxy. Wajah pemuda itu, tatapannya yang penuh semangat dan kekuatan yang tak terbantahkan, menghantui pikirannya sejak mereka berpisah. Meski ia tahu bahwa tugas utamanya saat ini adalah kembali ke negerinya dan memenuhi takdirnya sebagai calon Ratu, perasaan rindunya pada Galaxy semakin sulit ia abaikan.

"Galaxy..." bisiknya pelan, seolah angin malam bisa membawa namanya jauh ke tempat di mana pemuda itu berada. "Apa kau baik-baik saja di luar sana? Apa kau juga memikirkanku?"

Ia berbicara pada dirinya sendiri, namun suaranya yang lembut dan penuh emosi menggema di dalam kamarnya yang sunyi. Tanpa Davina sadari, seseorang tengah mengintip dan mendengar setiap kata yang ia ucapkan. Dari balik dinding kamarnya, sosok berjubah putih tampak menempelkan telinganya ke dinding, mendengarkan dengan cermat.

"Aku harus segera menemukan Galaxy," gumam Davina pada dirinya sendiri, suaranya nyaris seperti bisikan yang terbawa angin. Namun, sosok di balik dinding mendengar dengan sangat jelas. Sosok itu menyadari sesuatu yang sangat penting—nama Galaxy adalah kunci dari sesuatu yang lebih besar.

Tanpa membuang waktu, sosok berjubah putih itu segera berlari meninggalkan tempat persembunyiannya. Langkahnya cepat dan tenang, seperti bayangan yang meluncur di tengah malam. Sosok itu melarikan diri dari kamar Davina, melewati lorong-lorong panjang dan berliku di dalam istana tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Ia tahu, waktu sangatlah penting, dan tidak ada ruang untuk kesalahan.

Lihat selengkapnya