Sword Knight Season II - Revealing the Mystery

Baggas Prakhaza
Chapter #7

Naga Dua Elemen

Pesta besar di Istana Kerajaan Riz sedang berlangsung meriah. Rakyat dari seluruh penjuru kerajaan berkumpul di halaman istana, bersorak-sorai dalam suasana kegembiraan yang melingkupi malam itu. Lampu-lampu lentera berkilauan, menambah keindahan malam yang cerah, dan musik riang menggema di udara. Di antara kerumunan, terlihat Davina, putri kerajaan yang mengenakan gaun putih indah, berjalan dengan anggun menuju pusat halaman. Mahkota kecil yang bertengger di atas kepalanya berkilauan, memantulkan cahaya bulan, dan wibawa Davina terpancar begitu jelas. Semua orang yang hadir terpesona oleh kecantikan dan keanggunannya. Tatapan mereka tidak lepas dari sosok sang putri, yang tampak seolah-olah dilahirkan untuk memimpin.

Di samping Davina, Ratu Riz berdiri dengan penuh bangga. Malam itu, sang ratu akan mengumumkan bahwa Davina adalah calon ratu berikutnya, yang akan memimpin Kerajaan Riz di masa mendatang. Namun, di balik semua kegembiraan itu, ada sosok yang berbeda. Erlang, salah satu pengikut setia kerajaan, berdiri di belakang Davina dengan senyum jahat tersungging di bibirnya. "Sebentar lagi," gumamnya dalam hati, sambil memperhatikan setiap gerakan Davina dengan tatapan licik.

Sementara itu, jauh dari keramaian istana, Galaxy sedang berjalan di desa Kutub, sebuah desa terpencil yang diselimuti es abadi. Langit malam di sana kelabu, dan hawa dingin begitu menusuk hingga membuat tulang terasa membeku. Bongkahan es besar yang tersebar di mana-mana menambah kesan suram, dan di tengah desa, terlihat seorang pendekar wanita yang berusaha sekuat tenaga melawan naga es yang mengamuk.

Anak-anak desa tampak menggigil kedinginan, bersembunyi di balik dinding-dinding rumah mereka yang tipis, sementara beberapa pendekar yang mencoba melawan naga es itu sudah membeku, tubuh mereka tak lagi bergerak. Galaxy menyaksikan pemandangan itu dari kejauhan dengan tatapan datar.

"Anak-anak iniā€¦ mereka hampir mati kedinginan. Dan naga ini, sepertinya sudah banyak memakan korban," gumamnya sambil berjalan mendekat.

Galaxy menghunus pedangnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Dalam sekejap, ia memusatkan kekuatannya dan mengucapkan mantra, "Black Flame Sword," serunya dengan tenang namun penuh kekuatan. Pedangnya bersinar hitam dan mengeluarkan api hitam yang menyebar ke sekelilingnya, mencairkan es di dekatnya dan membuat udara di sekitarnya menjadi hangat. Anak-anak desa yang kedinginan mulai merasakan perubahan suhu dan menyadari bahwa penyelamat mereka telah tiba. Mereka saling berbisik, "Si Petir Hitam telah datang!"

Di tengah pertempuran melawan naga es, seorang pendekar wanita terlihat kewalahan. Naga besar itu mengayunkan ekornya dengan kuat, menghempaskannya ke langit. Gadis itu terlempar tinggi ke udara dan siap dibekukan oleh semburan napas es dari naga tersebut. Namun, Galaxy tidak tinggal diam. Dengan kecepatan kilat, ia melesat dan melompat ke arah pendekar wanita itu, menangkapnya sebelum nafas es naga itu menyentuhnya.

"Napas es ini harus dihentikan," pikir Galaxy. Dengan cepat, ia memposisikan pedangnya untuk menahan semburan es dari naga, menciptakan perisai petir hitam yang melindungi mereka berdua.

Lihat selengkapnya