Sword Knight Season II - Revealing the Mystery

Baggas Prakhaza
Chapter #11

Pengkhianatan di Balik Tirai

Di dalam kamar Erlang yang gelap dan dingin, aroma tajam dari ramuan misterius memenuhi udara. Wadah-wadah kaca berisi cairan berwarna aneh tersusun rapi di meja, sementara asap tipis yang berkilau samar melayang keluar dari kuali besar di tengah ruangan. Di sudut ruangan, tampak sebuah kain tebal yang menutupi botol-botol ramuan yang berbahaya, menjauhkan mereka dari pandangan siapa pun yang mungkin berani memeriksa isi ruangan ini. Erlang, dengan wajah yang tersenyum licik, sedang sibuk mencampur beberapa bahan ke dalam kuali, matanya memantulkan cahaya kehijauan dari ramuan yang mendidih.

"Ah, sedikit lagi... hanya beberapa tetes, dan Davina tidak akan pernah menyangka apa yang akan menimpanya," gumam Erlang dengan suara pelan namun penuh dengan kejahatan. Ia tahu bahwa ratu dan para pengawal kerajaan Riz tidak akan pernah menduga bahwa pengkhianatan sedang tumbuh di dalam istana.

Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu kamar Erlang. Erlang, yang sedang tenggelam dalam pekerjaannya, mendongak dengan sedikit terkejut. Wajahnya kembali tenang dalam sekejap. Dengan satu gerakan cepat, ia menutup kuali itu dengan kain tebal, menyembunyikan asap dan aroma ramuannya. Ia menghirup napas dalam-dalam sebelum melangkah menuju pintu.

Pintu terbuka, dan di baliknya berdiri seorang prajurit dengan wajah penuh kecurigaan. Matanya meneliti ruangan Erlang dengan cepat sebelum berhenti pada Erlang yang tersenyum lebar.

"Ada apa, prajurit?" tanya Erlang dengan nada yang begitu tenang, seakan tidak ada yang salah.

Prajurit itu, tanpa basa-basi, melontarkan pertanyaan, "Apa yang sedang kau racik di sini, Erlang? Aku sudah lama mencurigaimu."

Erlang tertawa, sebuah tawa yang ringan namun menyembunyikan maksud yang licik. "Apa yang kau maksud, prajurit? Aku tidak sedang melakukan apapun yang mencurigakan."

Prajurit itu, tidak tergoyahkan oleh senyum palsu Erlang, melanjutkan, "Ruanganmu mengeluarkan asap, Erlang. Dan aku bisa mencium aroma aneh dari luar."

"Oh, itu?" Erlang terkekeh kecil, mengangkat bahunya seolah-olah yang terjadi adalah sesuatu yang sangat sepele. "Aku hanya sedang memasak kalkun yang sangat lezat. Mungkin kau harus mencobanya, rasanya akan membuatmu merasa lebih baik. Tampaknya kau sedikit lelah. Bagaimana kalau kau duduk sebentar? Aku akan membuatkanmu secangkir kopi yang kau suka."

Lihat selengkapnya