Athena dan Galaxy meluncur di atas naga petir mereka, angin kencang menerpa wajah mereka saat kerajaan Riz mulai terlihat di kejauhan. Dari atas, kerajaan itu tampak meriah, lampu-lampu bersinar terang, dan musik pesta pengangkatan ratu baru menggema di udara. Namun, ada sesuatu yang tidak beres. Athena merasakan firasat buruk, dan semakin mendekati kerajaan, kegelisahannya semakin meningkat.
"Erlang ada di sana," pikir Athena sambil menatap kerajaan di kejauhan. "Aku tidak tahu apa rencana liciknya, tapi kita harus segera sampai sebelum sesuatu yang buruk terjadi."
Sementara itu, di dalam istana, suasana pesta berlangsung meriah. Para bangsawan, pejabat, dan prajurit berkumpul merayakan pengangkatan Davina sebagai ratu baru. Erlang, dengan wajahnya yang penuh senyum palsu, membawa segelas minuman sambil berjalan menuju Davina yang sedang melangkah pelan menyusuri koridor istana. Suara para tamu pesta terdengar riuh di aula besar di belakangnya, tapi di lorong itu hanya ada Davina dan Erlang. Saat Davina melihat Erlang, dia segera memalingkan wajahnya, tidak ingin bertatap mata dengan pria yang pernah dia benci itu.
Namun, Erlang sudah punya rencana. Dengan sengaja, dia mendekat dan berpura-pura tersandung. Tubuhnya bergerak cepat, dan gelas yang dia bawa terlepas dari tangannya, menumpahkan isinya tepat ke wajah Davina. Cairan berwarna hijau terang itu mengalir di wajah Davina, tapi tidak ada yang mencurigai hal aneh karena semua terlihat seperti kecelakaan.
"Oh, maafkan aku, calon ratu. Aku tidak sengaja menumpahkan minuman ini," kata Erlang dengan nada yang dibuat-buat penuh penyesalan, sembari menunduk untuk membantu Davina berdiri.
Davina tersenyum lembut, meskipun sebelumnya dia merasa tidak nyaman di dekat Erlang. "Tidak apa-apa, Raja Erlang. Kau terjatuh, jadi itu bukan masalah," ucapnya dengan nada datar, seolah-olah pikiran dan perasaannya telah berubah. Tanpa menyadarinya, Davina kini sudah berada di bawah pengaruh ramuan jahat yang Erlang rencanakan sejak awal.
Senyum jahat muncul di wajah Erlang, meskipun hanya sesaat. "Permainan dimulai," gumamnya dalam hati, sambil melirik ke arah Davina yang mulai melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang lamban dan pandangan yang kosong.
Erlang melihat ke sekeliling, merasa puas dengan hasil rencananya. "Sekarang, Davina sudah menjadi milikku. Tidak ada yang bisa menghentikanku," katanya dengan senyum licik. Dia kemudian bergumam pelan, "Sekarang, di mana sang ratu?"
Di luar istana, Athena dan Galaxy semakin dekat dengan kerajaan Riz. Tiba-tiba, dari kejauhan, Athena melihat sesuatu yang aneh. Seorang wanita berpakaian megah berlari kencang, tampak panik dan ketakutan. Athena memperhatikan lebih dekat dan terkejut ketika menyadari siapa wanita itu.
"Galaxy, lihat itu! Bukankah itu... Sang Ratu?" seru Athena.
Galaxy mengikuti arah pandangan Athena. Sang ratu, ibu Davina, tampak sangat ketakutan, seolah-olah dia sedang melarikan diri dari sesuatu. Athena langsung tahu ada yang tidak beres.