Sword Knight Season II - Revealing the Mystery

Baggas Prakhaza
Chapter #13

Pertempuran Naga yang Mendebarkan

Di langit kelam di atas kerajaan Riz, angin bertiup kencang, membawa aura ketegangan yang memenuhi udara. Naga petir yang dinaiki Galaxy terbang rendah menuju halaman istana kerajaan, mengitari menara-menara tinggi dengan kecepatan kilat. Matanya yang tajam menatap langsung ke arah pusat istana di mana musuh mereka berada. Galaxy, dengan pedang dewa yang kini memancarkan aura hitam bercampur kilatan petir, berdiri tegap di punggung sang naga. Di ketinggian itu, dia mengeluarkan teriakan keras yang bergema ke seluruh penjuru kerajaan.

“ERLANG!” suaranya mengguncang dinding-dinding istana dan memantul di antara menara-menara kerajaan. Petir dari langit berkilat ketika Galaxy memanggil nama musuh bebuyutannya.

Tiba-tiba, dari balik pintu gerbang istana, Erlang muncul dengan langkah tenang, membawa Davina di sampingnya. Wajah Davina terlihat kosong, matanya tak lagi bersinar dengan kepribadian kuat yang biasanya dimilikinya. Dia berjalan seperti boneka yang dikendalikan, dan tangan Erlang dengan lembut namun kejam mengelus pipinya.

"Wah, wah, wah... akhirnya kau datang juga, Galaxy," ucap Erlang dengan suara sinis yang penuh ejekan. "Tapi sayangnya, kau terlambat. Kini Davina sudah menjadi milikku." Senyuman jahat menghiasi wajahnya, matanya menyipit penuh kebencian dan tipu muslihat.

Galaxy, yang berdiri kokoh di punggung naganya, matanya menyala dengan kemarahan yang hampir tak bisa dikendalikan. "Jauhkan jarimu dari Davina, Erlang," suaranya penuh amarah. Petir berdesir di udara, mencerminkan kekuatan yang ditahan oleh Galaxy dalam tubuhnya.

Erlang tertawa keras, penuh dengan keyakinan diri. "Atau apa, Galaxy? Apa kau pikir bisa menghentikanku? Hah, kau naif sekali, keluarga Azura. Sekarang, di hadapanku, kau akan menemukan ajalmu!" Tawa Erlang semakin keras, penuh dengan kesombongan.

Galaxy menoleh ke Davina, matanya penuh rasa cemas. “Davina!” teriaknya dengan harapan bahwa panggilannya akan membangkitkan kesadaran sahabatnya. Namun, Davina hanya berdiri diam, seolah-olah panggilan itu hanyalah angin yang berlalu begitu saja. Ia sudah sepenuhnya berada di bawah kendali Erlang.

Erlang, dengan tawa liciknya, memerintahkan, “Lepaskan para naga iblis itu!”

Tiba-tiba, tembok-tembok besar yang mengelilingi istana mulai bergemuruh, dan dari baliknya muncul naga-naga hitam, sosoknya mengerikan dengan sisik-sisik gelap yang berkilau seperti obsidian. Masing-masing dari naga iblis ini mengeluarkan suara raungan yang mengguncang tanah, taring mereka tajam dan mata mereka menyala merah penuh kebencian. Dua puluh naga iblis muncul dari kegelapan, terbang rendah di atas kerajaan Riz, sayap besar mereka menutupi hampir seluruh langit, membuatnya tampak lebih gelap dan lebih menakutkan.

Lihat selengkapnya