Langit di atas kerajaan Riz menjadi panggung bagi pertempuran epik yang mengguncang dunia. Kilat petir berkilatan, awan bergulung-gulung, dan suara raungan naga menggema hingga ke seluruh penjuru kerajaan. Naga tiga bersaudara—naga petir, naga emas, dan naga perisai—melawan naga-naga iblis yang jumlahnya jauh lebih banyak. Meskipun jumlah musuh berlipat ganda, naga tiga bersaudara tetap bertarung dengan gagah berani. Setiap ayunan ekor dan semburan energi mereka menjatuhkan satu demi satu naga iblis ke tanah.
Galaxy yang berada di bawah, berdiri di tengah medan pertempuran, mengamati pertempuran di atasnya dengan tatapan tegas. Di tangannya, pedang dewa masih terbalut kain misterius yang selama ini menyegel kekuatan maha dahsyatnya. Namun, di dalam hatinya, hanya ada satu tujuan—membebaskan Davina dari cengkeraman jahat Erlang dan keluarganya.
"Kembalikan Davina kepadaku!" teriak Galaxy, suaranya dipenuhi emosi yang mencampur amarah dan kepedihan.
Dari depan istana, muncul sang Raja Riz, ayah dari Davina. Wajahnya yang keras memancarkan keangkuhan dan kemarahan yang tak kalah besar. “Davina adalah anakku, pewaris tahta Riz, dan tidak akan aku biarkan kau membawanya pergi!” suara sang raja menggema dengan nada otoritas, pedangnya teracung tinggi.
Galaxy menatap lurus ke arah raja, tidak gentar sedikit pun. "Aku tidak peduli siapa kau atau seberapa kuat kerajaanmu. Yang aku inginkan hanya Davina kembali, dan keluarga iblismu dibasmi!" Mata Galaxy menyala dengan kekuatan yang tersimpan, dan dengan perlahan, dia mulai membuka kain yang membalut pedang dewanya.
Melihat tindakan itu, Raja Riz tidak tinggal diam. Dengan penuh kemarahan, ia mengeluarkan perintah keras. "Prajurit! Serang anak Azura ini! Tunjukkan padanya kekuatan sejati keluarga Riz!" Suaranya mengguncang tanah, dan 1000 prajurit kerajaan yang dipengaruhi oleh kekuatan sihir jahat Erlang segera maju menyerang Galaxy dengan senjata terhunus.
Davina, yang berdiri di samping sang raja, hanya menatap lurus dengan wajah datar, seolah jiwanya sudah tak ada di sana, terperangkap dalam kendali Erlang. Galaxy yang melihat ini semakin marah, dan ia berteriak keras sambil mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. “Jika ini yang kalian inginkan, mari kita akhiri semua ini sekarang!”
Prajurit-prajurit kerajaan berlarian menuju Galaxy, namun dengan satu tebasan kuat, Galaxy melibas puluhan dari mereka sekaligus. "Hanya ini yang kalian punya?" ucap Galaxy dengan penuh ejekan. "Sungguh memalukan." Dia terus bergerak dengan kecepatan luar biasa, mematahkan serangan demi serangan yang datang dari berbagai arah.
Di atas langit, naga perisai yang terbang tinggi memperhatikan pertempuran yang terjadi di bawah. Ia melihat Galaxy bertarung dengan gagah berani, dan ia terkejut melihat pedang dewa yang mulai terbuka, memperlihatkan kekuatannya yang sebenarnya. “Pedang Dewa? Anak Azura ini benar-benar kuat...” gumam naga perisai kepada kedua saudaranya. "Ayo saudara-saudaraku, kita harus—"