Pertempuran antara Galaxy dan Aries berlangsung sengit di halaman istana kerajaan Riz. Setiap ayunan pedang yang dikeluarkan dari keduanya menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan tanah dan bangunan di sekitarnya. Retakan mulai merambat ke seluruh permukaan halaman, menghancurkan tembok, dan membuat para prajurit tertegun. Debu dan puing-puing beterbangan, sementara para prajurit hanya bisa menyaksikan dengan mata terbelalak. Mereka tidak menyangka betapa dahsyatnya kekuatan kedua pejuang ini.
“The Power of the Sword of Eternity!” teriak Galaxy, mengangkat kedua pedangnya yang kini bersinar dengan energi hitam dan emas. Pedang Dewa miliknya bersinar, melepaskan kekuatan luar biasa yang menyelimuti seluruh area pertarungan.
Aries yang berada di hadapannya tidak tinggal diam. “Earth Scraping Sword Slash!” Aries memutar tubuhnya dengan anggun, menyapu pedangnya yang tajam ke arah Galaxy. Serangannya begitu kuat, hingga tanah di bawah kakinya terbelah, membentuk jurang kecil.
Ketika kedua serangan itu bertemu di tengah, sebuah lingkaran hitam pekat seperti asap yang sangat tebal muncul di sekeliling mereka. Dalam kabut kegelapan itu, hanya kilatan-kilatan cahaya pedang dan suara dentingan logam yang bisa terdengar. Kecepatan pertarungan mereka melampaui penglihatan manusia biasa, dan dalam beberapa saat, Galaxy terdorong mundur. Namun, sebelum jatuh, ia dengan cepat melesat maju dan menendang Aries dengan keras.
Aries terhempas jauh, tubuhnya menghantam tembok istana kerajaan Riz dengan kekuatan yang menghancurkan. Tembok itu runtuh, dan Aries tertimbun di bawah puing-puing batu besar.
Para prajurit yang menyaksikan dari jauh hanya bisa ternganga melihat kekuatan besar yang dipertontonkan di depan mereka. “Apa-apaan kekuatan mereka itu?” gumam seorang prajurit dengan nada tak percaya, suaranya gemetar ketakutan. Belum pernah mereka melihat seorang manusia—bahkan seorang prajurit elit sekalipun—bertarung dengan kekuatan sebesar ini.
Namun, Galaxy tidak memberikan Aries waktu untuk pulih. Dia langsung bergerak dengan kecepatan kilat, pedang hitamnya terangkat tinggi. “Black Lightning Slash!” teriak Galaxy saat dia melesat ke arah Aries yang masih mencoba bangkit dari reruntuhan.
Sementara Aries meminum ramuan pemulih kekuatan, Galaxy dengan cekatan menyerang. Pedang hitamnya bergerak begitu cepat hingga meninggalkan bayangan gelap di udara, dan sebelum Aries sempat menyadari apa yang terjadi, pedang itu telah membelah tubuhnya. Kepala Aries terpisah dari tubuhnya, jatuh ke tanah dengan suara keras, sementara tubuhnya ambruk tak bernyawa. Aries, prajurit tercepat kerajaan Riz, telah kalah.