Sword Knight Season II - Revealing the Mystery

Baggas Prakhaza
Chapter #16

Pertarungan Batin dan Kebangkitan Kegelapan

Setelah Galaxy berhasil mengalahkan Aries dengan susah payah, ia berdiri di tengah halaman istana kerajaan Riz, masih memegang Pedang Dewa yang kini berkilau dengan aura hitam dan emas. Udara terasa tegang dan berat, seolah mengisyaratkan bahwa sesuatu yang lebih besar akan datang. Tepat saat Galaxy berpikir bahwa pertarungan telah berakhir, Erlang muncul dengan senyum jahat di wajahnya, berjalan bersama Davina yang tampak tanpa ekspresi di sisinya. Galaxy segera bersiap, mengangkat pedangnya, waspada terhadap segala kemungkinan serangan dari Erlang.

Namun, Erlang hanya mendekati Davina dan berbisik lembut di telinganya, suaranya penuh manipulasi, “Serang dia.” Erlang menyodorkan pedang kepada Davina, yang tanpa ragu menerimanya. Dalam sekejap, Davina melesat maju dan menyerang Galaxy dengan kilatan pedangnya, membuat Galaxy terkejut dan hanya sempat menangkis serangan itu di detik terakhir.

“Apa-apaan ini, Davina! Sadar! Ini aku, Galaxy!” teriak Galaxy dengan panik, mencoba menyentuh hati Davina yang selama ini ia kenal. Namun, tidak ada jawaban dari Davina. Wajahnya kosong, tanpa emosi, kecuali kebencian dingin yang terpancar dari matanya. Galaxy tertegun, hatinya terbelah antara keinginan untuk melawan dan melindungi.

Davina mundur sejenak, mengambil jarak, lalu melompat dengan kecepatan luar biasa ke arah Galaxy. Galaxy menangkis setiap serangannya, namun tidak mampu menyerang balik. “Apa yang kau lakukan pada Davina, Erlang?!” teriak Galaxy, matanya menyala marah.

Erlang hanya tertawa kecil, berjalan santai menuju istana, melambaikan tangannya seolah-olah menantang Galaxy. “Aku akan menikmati pertarungan ini dari atas. Semoga berhasil, anak Azura.” Senyumnya melebar penuh kebencian, sebelum ia menghilang ke dalam istana, meninggalkan Galaxy dan Davina dalam pertarungan batin yang menyakitkan.

Davina kembali menyerang dengan pedangnya, tanpa henti. Serangannya begitu cepat dan akurat, tetapi Galaxy tahu ia bisa mengalahkannya dengan mudah—jika saja ia mau. Namun, hati Galaxy tidak tega. Setiap kali pedangnya menangkis serangan Davina, ia terus berteriak, “Sadar, Davina! Aku takkan melukaimu! Sadarlah, ini aku, Galaxy!” Namun, tidak ada respons dari Davina. Wajahnya tetap datar, tanpa kehidupan, hanya kebencian yang menggerakkan tubuhnya.

Pertarungan berlanjut ke dinding pembatas istana. Galaxy melompat ke atas, berharap bisa mengambil jarak dari Davina, namun Davina menyusul dengan lompatan cepat dan kembali menyerang. Pedang mereka beradu dengan bunyi dentingan yang keras, membuat percikan api memancar di sekitar mereka. Galaxy mulai kehabisan tenaga, namun hatinya terus menolak untuk menyerang Davina. Air mata mengalir di pipinya, “Davina, sadarlah… Aku tidak akan pernah menyakitimu…” tangisnya penuh kesedihan.

Lihat selengkapnya