Sword Knight Season II - Revealing the Mystery

Baggas Prakhaza
Chapter #26

Perpisahan yang Mendalam

Galaxy melangkah memasuki rumah Afthur, sang Naga Petir, dengan hati yang berat. Udara dalam rumah itu terasa dingin dan sunyi, tidak seperti biasanya. Dia menatap sekeliling, dan di tengah ruangan itu, terbaringlah tubuh Afthur, sosok kuat yang kini tampak begitu lemah dan rapuh. Wajah Afthur yang biasanya dipenuhi dengan kekuatan dan ketegasan, sekarang pucat, tanpa kilauan cahaya yang biasanya melingkupinya.

Galaxy tertegun di tempatnya, sulit mempercayai apa yang dilihatnya. "Afthur..." bisiknya pelan, nyaris tak terdengar.

Di belakangnya, Athena dan Davina memasuki ruangan dengan langkah hati-hati. Mereka juga terkejut melihat kondisi Afthur yang begitu parah. Nafas Afthur terdengar pelan, nyaris tak terdengar. Meskipun begitu, ia tetap tersenyum lemah, bangga melihat ketiga pendekar itu telah mendapatkan zirah warisan keluarga mereka tepat pada waktunya.

"Kalian... telah membuktikan diri kalian," ucap Afthur dengan suara serak, napasnya tersengal. "Akhirnya... aku bisa pergi dengan tenang..."

Galaxy berjalan mendekat, matanya berkaca-kaca. Tubuh Afthur kini tak lagi bersinar, kulitnya semakin pucat dan perlahan kehilangan warnanya. Seiring detik berlalu, Naga Petir yang dulu perkasa itu hanya tinggal bayangan dari kekuatannya yang dulu. Afthur memejamkan matanya dengan lembut, seolah menerima kedamaian yang ia cari selama ini.

Sementara itu, kedua saudara naga Afthur, Shai dan Zhark, yang berdiri di sudut ruangan, menundukkan kepala mereka dengan sedih. Mereka tahu bahwa waktu Afthur telah habis, dan kesedihan yang mereka rasakan mendalam. Shai, dalam bentuknya sebagai manusia setengah naga, perlahan mendekati tubuh Afthur dan mengambil Segel Erlang yang tergeletak di dekatnya. Zhark mengikutinya, dan keduanya mundur menjauhi tubuh saudara mereka dengan hati yang berat.

Air mata jatuh dari wajah Athena dan Davina, tak sanggup menahan kesedihan yang mendalam. Mereka berdua tahu bahwa Afthur adalah bagian penting dari perjuangan mereka, seorang mentor yang tak tergantikan. Galaxy, di sisi lain, berdiri terpaku, tubuhnya gemetar menahan emosi yang membuncah.

Shai, yang masih dalam wujud manusia setengah naga, mendekati ketiganya dan berkata dengan suara yang lembut namun tegas, "Kita harus pergi sekarang... biarkan Afthur beristirahat dalam damai." Ia mengulurkan tangan untuk membawa mereka keluar dari ruangan, namun Galaxy menolak.

Lihat selengkapnya