Sword Knight Season II - Revealing the Mystery

Baggas Prakhaza
Chapter #28

Pertempuran Darah dan Warisan

Di medan perang yang dipenuhi oleh kilauan pedang, sihir, dan jeritan pertempuran, lima keluarga besar berdiri tegak, memimpin pasukan mereka dengan keberanian yang tak tergoyahkan. Mereka adalah keluarga Azura, keluarga Riz, keluarga Artier,keluarga Mage, dan keluarga Arz, masing-masing memiliki keahlian tempur yang luar biasa dan unik. Kelima keluarga itu memiliki sejarah panjang dalam menjaga keseimbangan dunia dari kegelapan, dan kali ini mereka kembali berjuang demi dunia yang mereka cintai.

Para prajurit dari keluarga besar ini bertarung dengan keterampilan yang luar biasa. Setiap tebasan pedang mereka dihiasi oleh cahaya sihir, setiap pergerakan mereka penuh dengan kecepatan dan kekuatan. Di barisan depan, Galaxy, Davina, dan Athena memimpin serangan, sementara di barisan belakang, para pendekar dari keluarga Leomir dan Mage berperan sebagai penyembuh dan pendukung, memulihkan para prajurit yang terluka parah. Keluarga Mage menggunakan sihir penyembuhan tingkat tinggi, memulihkan luka-luka yang bahkan tampak mustahil untuk disembuhkan.

Keluarga Artier, yang dikenal sebagai ahli dalam pertarungan jarak jauh, menggunakan busur mereka dengan presisi yang sempurna. Setiap anak panah yang mereka lepaskan tidak pernah meleset, menembus hati para iblis dengan ketepatan yang mengerikan. Sementara itu, Keluarga Leomir, para ahli pedang, melancarkan serangan demi serangan yang tak terhentikan. Mereka adalah garda terdepan yang membentuk tembok pertahanan yang kokoh.

Keluarga Mage, yang dikenal dengan kemampuan sihir elemental mereka, memanggil angin, api, dan tanah untuk menghancurkan pasukan iblis. Mereka menciptakan badai angin yang menghancurkan formasi musuh, sementara api mereka membakar habis prajurit iblis yang mencoba mendekat.

Dengan taktik yang sempurna, kekuatan keluarga iblis mulai terkikis sedikit demi sedikit. Para iblis yang kuat mulai mundur, tak sanggup menahan kekuatan dan ketangkasan prajurit dari lima keluarga besar. Pasukan iblis mulai kehilangan kendali, dan para pemimpin iblis pun terlihat gugup. Para pendekar, dengan semangat juang yang tak pernah pudar, terus menerjang ke depan, mendorong pasukan iblis kembali ke garis mereka.

Namun di tengah-tengah pertempuran itu, di atas langit yang kini gelap oleh kehadiran pasukan iblis, Raja Iblis memandang ke arah medan perang. Matanya yang merah menyala menatap langsung ke arah Galaxy, sosok pemuda yang tengah memimpin serangan melawan pasukannya. Raja Iblis merasakan aura yang sangat familiar dalam diri Galaxy. Aura itu membangkitkan kenangan masa lalu, kenangan akan pertarungan yang pernah ia alami bertahun-tahun lalu.

"Tidak mungkin..." gumamnya sambil memicingkan mata, mencoba melihat lebih jelas. "Anak itu... mirip dengannya... mirip dengan musuh bebuyutanku..." Raja Iblis mengingat sosok Pendekar Kilat Hitam, ayah Galaxy, seorang prajurit legendaris yang dulu pernah mengalahkannya dalam pertarungan epik. Luka kekalahan itu masih membekas di tubuh dan kebanggaannya.

Amarah Raja Iblis memuncak. Dendam yang terpendam selama bertahun-tahun kini kembali membara. Tanpa pikir panjang, ia melompat dari atas punggung naga hitam raksasa yang ditungganginya. Dengan kecepatan luar biasa, tubuhnya menukik ke bawah seperti meteorit, menghantam tanah dengan kekuatan yang luar biasa.

Lihat selengkapnya