Di tengah hiruk-pikuk medan perang, pertempuran antara Galaxy dan Raja Iblis mencapai puncaknya. Dua kekuatan besar, penuh dengan kebencian dan dendam, saling bentrok. Hanya terdengar suara gemuruh pedang yang saling beradu, diselingi kilatan cahaya dari serangan keduanya. Setiap gerakan mereka cepat dan tajam, hingga para prajurit lain di medan perang hanya bisa menyaksikan dari kejauhan.
Galaxy dengan pedangnya yang menyala biru menyerang dengan brutal, namun setiap kali pedangnya hampir mengenai Raja Iblis, sang raja berubah menjadi asap hitam yang tebal, menghilang dan muncul di belakangnya.
"Memang benar, satu keluarga memang hobinya bermain di belakang," ejek Galaxy saat ia berbalik dengan cepat, siap untuk menangkis serangan berikutnya.
Raja Iblis, yang tersenyum sinis, tiba-tiba menyerang dengan kecepatan yang menakutkan. "Jangan sombong di hadapanku, anak kecil," ucapnya dengan suara menggelegar, penuh dengan kebencian. Pedangnya yang hitam seperti bayangan menebas udara dengan cepat, mengarah langsung ke Galaxy.
Galaxy yang masih dalam posisi bertahan hampir tidak bisa menghindari serangan itu. Namun, berkat zirah yang ia kenakan, serangan Raja Iblis hanya meninggalkan percikan api saat pedang itu mengenai pelindungnya. Zirah Galaxy yang dipenuhi energi suci dari keluarga Azura tak mudah ditembus oleh kekuatan kegelapan. Galaxy tersenyum tipis melihat reaksi Raja Iblis yang frustrasi.
"Ayolah, Raja Iblis," ucap Galaxy mengejek, "Gaya bertarungmu mirip dengan aku saat berusia lima tahun. Apa ini yang kau sebut kekuatan sejati?"
Pancingan Galaxy berhasil. Raja Iblis semakin murka. Ia melancarkan serangan bertubi-tubi, dengan kekuatan yang meningkat setiap detiknya. Galaxy, yang awalnya mampu menghindar dengan gesit, mulai merasakan kelelahan. Serangan Raja Iblis datang tanpa henti, memaksa Galaxy untuk terus mundur dan bertahan. Setiap tebasan pedang lawan terasa semakin berat, dan Galaxy tahu bahwa ia sedang terdesak.
"Aku harus memancingnya... Aku harus membuat dia menggunakan semua kekuatannya sampai habis," pikir Galaxy sambil terus menangkis serangan. Rencana itu terdengar bagus dalam pikirannya, namun tubuhnya mulai terasa lelah. Energinya berkurang, dan ia tahu ini bukan pertarungan yang bisa ia menangkan sendirian.
Di saat Galaxy mulai kehilangan keseimbangan, sebuah tebasan cepat dari Raja Iblis hampir mengenainya tepat di tubuh. Namun, sebelum pedang Raja Iblis bisa menembus armor Galaxy, suara dentingan keras terdengar. Sebuah pedang lain tiba-tiba muncul, menangkis serangan Raja Iblis. Pedang itu adalah milik Leomir, diikuti oleh Davina dan Athena yang berdiri di samping Galaxy, siap untuk bertarung bersama.
"Kami tak akan membiarkanmu bertarung sendirian, Galaxy!" seru Leomir dengan tegas.