Aku melihatnya seperti setetes embun yang menyejukan mataku yang sembab karena tak bisa tidur lelap, ketika dia melirikkan mata indahnya padaku, lirikan yang tak acuh namun menikam tepat di kedalaman hatiku. Tak pernah aku merasakan getaran itu. Aku bisa saja mengakui hidupku tak pernah kesepian dengan para gadis di sekelilingku, tetapi hanya dia yang sanggup membuatku seperti lelaki bodoh yang tak percaya diri.
****
Dia selalu saja mengikutiku, tak hanya raganya yang nyata, tetapi juga bayangannya. Dia seperti ingin mengacaukan hidupku yang selama ini baik-baik saja. Aku tahu dia bukan orang sembarangan. Dia terkenal, tetapi apa urusannya denganku?
"Aku akan terus mengikutimu sampai kau mengakui keberadaanku di dalam hatimu, " sombong sekali dia, "karena aku tak pernah mengalami kegagalan jika aku menginginkan seseorang."