Syarat dari Surat

Yuda Juanda
Chapter #7

Akhir Lembah Hitam

Nadine masih bingung, Baron menunduk karena tertangkap basah, semua orang terkejut dan masih merasa bingung.

“Bang apa semua ini benar ?” Tanya Nadine sambil meneteskan air mata.

“Nggak Yang, tak ada bukti fisik kalau aku terlibat, bisa saja Pak Saga ini salah meneliti ” Baron mencoba menjelaskan.

Nadine sedikit menjauh dari Baron.

“Dan saya menemukan ini di kamar Pak Sandy” Saga melempar berkas serta foto-foto di atas meja.

“Saya menyimpulkan kalau ini adalah motif balas dendam, anda sudah tidak bisa mengelak lagi saudara Baron.” Lanjut Saga.

Terlihat berkas yang berisi surat dan sejumlah foto, surat penggusuran sebuah lahan tanah di salah satu daerah di Pulau Damai, dan foto rumah, sejumlah foto Nadine yang sedang bersama Baron didepan rumah yang diambil secara candid.

Mulut Nadine menganga kaget dengan berkas serta foto foto yang ditunjukan Saga, yang lain nya pun kaget dan terlihat masih bingung.

“Persamaan marga serta dari mana kalian berasal itu, membuktikan kalau Anda berdua kerjasama atas kasus ini” Telunjuk Saga menunjuk Baron dan Risto.

“Pulau Damai terkenal akan loyalitas dan solidaritas terhadap marganya, itu membawa kalian ke rencana ini, para kurcaci yang murka dan melawan raksasa “ Jelas Saga.

Baron perlahan tertawa.

Semua orang melirik ke Baron.

“Hebat-hebat, Bapak Saga Anda ini memang detektif hebat, dan semua yang beliau katakan itu benar, benar! saya dalang dari semua ini, saya yang merencanakan semua ini haha, itu semua saya lakukan untuk membalas semua perlakuan bapak kalian, ibu kalian terhadap saya, keluarga saya, dan Marga saya. Bertahun tahun saya diteror sama Bapak kalian, semenjak saya membawa anak perempuannya. “ Jelas Baron.

Baron melirik ke Nadine, Ryan, Alex, Aries menahan amarahnya.

“Padahal saya sama Nadine saling cinta, mereka tidak merestui kita cuma karena mereka tidak percaya kepada saya, mereka pikir saya adalah orang yang tidak bisa bertanggung jawab. Buktinya saya bisa membuat Nadine bahagia. Tapi masih saja Bapak kalian tidak mempercayai saya. Sampai akhirnya Bapak kalian menyalakan api peperangan.” Ungkap Baron.

Baron menurunkan volume suaranya untuk bicara ke Nadine. “Maafin aku sayang kalau selama ini aku tidak pernah memberitahumu soal ini. “

“Kenapa Bang?!” Nadine kecewa.

“Ya karena aku tidak mau kehilangan kamu! Dulu aku coba abaikan ancaman Bapak kamu, sampai aku membuang kartu sim aku, tapi itu tidak membuat Bapak kamu menyerah, Papah kamu terus mencari tahu tentang keluarga aku. Sampai akhirnya dia mengirim orang untuk menggusur lahan serta rumah aku.” Jawab Baron merana.

Saga mengerutkan dahi, merasa kalau Sandy bukan orang seperti yang Baron katakan.

Baron menceritakan kejadian di kampungnya, suatu hari di kampung damai.

Sebuah mobil beko menghancurkan rumah. Perkelahian warga lokal sama petugas tak terhindarkan. Seseorang menelepon melaporkan bahwa lahan sudah digusur. Terlihat orang orang menangis, melihat orang orang meninggal penuh luka.

Baron perlahan meneteskan air mata. “Kejadian itu merenggut nyawa beberapa warga setempat termasuk orangtua saya dan orangtua Risto.”

Baron melirik Risto. Risto menangis.

“Oh my god, jadi kejadian itu adalah ulah…” Nadine menangis.

“Ya, ulah Papah kamu.” Jawab Baron.

Ryan, Aries, Alex, dll kaget tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun.

“Heuh, orang kaya emang bisa ngelakuin apa saja, menghalalkan segala cara, bajingan! Dari situlah saya mulai menyusun rencana ini.” Jawab Baron dengan nada tinggi. “Pertama saya menyingkirkan Deni dari rumah ini supaya Risto bisa menggantikan posisi Deni sebagai asisten pribadi nya Bapak kalian.” Ungkap Baron. “Bertahun-tahun saya merencanakan ini, dan duaaaaaaaar! Saya berhasil hahaha, setelah sekian lama diteror, dan foto-foto sialan itu…Adalah bukti akurat kalau Bapak anda bukan orang baik.”

“Kenapa waktu itu elo nggak ngelaporin Papah ke polisi?” Tanya Ryan ke Baron.

“Hahaha…sudah kali! Tapi kekuasaan bisa membeli siapapun! Apapun! Termasuk Polisi!” Jawab Baron sambil menunjuk Saga.

Saga cuma tersenyum tipis.

“Dendam sudah membawa mu ke lembah hitam Bang.” Kata Nadine.

“Lembah hitam? Papamu yang membawa aku ke lembah hitam, kamu tau kan betapa hancurnya aku, ketika Mamah sama Papah meninggal kamu ingat kan?!”

Saga mengaba-aba ke pasukannya. Tim Saga datang dan memborgol Baron.

Alex menangis, Ryan shock, Aries tidak bisa berkata apa apa. Dengan semua yang diungkap Baron mengenai Bapaknya.

Lihat selengkapnya