SYEMA WEGARI

Elisabeth Purba
Chapter #14

Keputusan Yang Beralasan

Donta ngedumel, hatinya panas mengenai keputusan yang diambil Syema dan Jonathan. Keputusan yang mereka ambil tidak diperbincangkan terlebih dahulu dengannya. Kalau sudah begitu, Donta merasa tidak dihargai. Namun apa mau dikata, keberanian Syema mengambil keputusan itu bukan semata-mata karena dia hebat, namun itu keputusan yang tepat dalam situasi sulit. Selama bisa mengambil keputusan on the spot, tidak ada salahnya, selama keputusan itu tidak merugikan orang lain. Justru keputusan yang Syema ambil sudah menyelamatkan Tika. Hanya itu yang ada dalam pikiran Syema. Namun Donta menganggap itu sebagai kesalahan, tanpa adanya persetujuan dari pimpinan, semua tidak benar, apapun itu. Syema tahu bahwa keberpihakan mereka hanya untuk menyelamatkan Tika, tidak ada unsur lainnya. Namun, apapun itu, semua menjadi salah karena tidak ada izin dari Donta.

Tidak ada gunanya membela diri dalam situasi ini, justru bela diri dianggap Donta sebagai seorang pengecut. Syema tahu sifat Donta yang otoriter. Dalam keadaan dimarahi, Syema harus diam dan mendengar dengan seksama. Satu hal, jangan lupa untuk minta maaf meski tidak salah, kau akan dianggap lagi oleh Donta untuk sementara waktu. Dia akan melembutkan hatinya meski sebentar, setidaknya hatimu akan tenang. Percuma mempertahankan pendapat dan argumen kalau toh yang menang juga Donta. Cukup tutup telinga dan biarkan dia mengoceh di depan wajahmu. Menunduklah, itu menunjukkan sikap berserah dengan ocehan itu. Meski hati berontak, namun apa daya, hanya akan ada caci maki yang akan dilemparkan Donta kepada Syema.

“Syem, apa-apaan keputusan kalian itu? Kenapa kalian tidak memberitahuku terlebih dahulu” Bentak Donta memukul meja kuat.

“Keputusan apa, Kak?” Tanya Syema tegang.

“Keputusan tentang kasus Tika”

“Itu keputusan mendadak, Kak”

“Tapi Lida bilang, kau yang mengambil keputusan sendiri tanpa berbincang dengan staff yang lain”

“Aku cuma mau mengurangi resiko, Kak, kalau tidak laki-laki itu akan mengancam terus. Bahkan, Jo pun terluka karena ulah pengancam itu. Lagian saat kejadian, Lida dan staff yang lain sedang di luar makan siang”

“Apa karena Jo terluka kau jadi simpatik?”

“Bukan begitu ceritanya, Kak”

“Kau sudah membuatku kecewa, kau tidak menghargaiku sebagai atasanmu”

“Aku bukannya tidak menghargai, Kak. Kakak bilang waktu itu kami bisa mengambil keputusan dengan Jo”

“Tapi bukan begitu caranya, tetap harus kalian diskusikan dulu denganku. Keputusan yang kau ambil sudah membuatku berang. Aku tidak setuju dengan keputusan itu”

“Bukannya itu salah satu jalan agar Tika bebas dari ancaman, Kak? Bukannya kita harus lebih pro terhadap Tika?”

“Kita memang harus pro terhadap korban dan itu mutlak. Aku mau laki-laki itu dipertemukan dengan Tika agar kita bisa lihat langsung langkah yang tepat. Bila perlu langsung jebloskan ke penjara”

“Tujuanku memang menjebloskan laki-laki itu ke penjara, Kak. Untuk apa dipertemukan dengan laki-laki itu, kalau toh bisa langsung di penjara”

“Kau masih tak paham?”

Lihat selengkapnya