SYEMA WEGARI

Elisabeth Purba
Chapter #21

Calon Yang Diusir

Bunyi bantingan pintu membuat bergetar seisi rumah. Dentangan itu membuat ibu berteriak dari kamar yang bersebelahan dengan kamar Syema.

“Syem” teriak ibu.

Syema tidak menyahut, ia hanya menggerutu di kamarnya sambil melemparkan bantal ke dinding.

“Syema!!!”

Apa lagi sih, Bu, ujar Syema dalam hati.

“Itu pintu bisa rusak”

“Aku tahu, Bu. Santai lah” Teriak Syema dari dalam kamarnya.

Di sini, di kantor sama saja bisingnya. Tidak ada tempat untukku bisa santai dan jauh dari hiruk pikuk omelan.

“Syem, keluarlah, ibu mau bicara, ada yang penting”

“Sebentar” teriak Syema.

Syema uring-uringan saat keluar kamar. Ia hanya berdiri menyandarkan punggungnya ke dinding sambil mengangkat satu lutut seperti sedang berolahraga ringan.

“Syem, anak tetangga kita tuh nanyain kamu”

“Siapa?” tanyanya mengerutkan kening “Dillon?” Ujarnya memastikan.

 “Dillon yang mana?”

“Balik nanya, Dillon yang di sebelah rumah kita kan, Bu?”

“Bukan”

“Jadi siapa lagi?”

“Emol”

Tawa Syema lepas kendali, hingga ia menepuk bahu ibu dengan sangat keras.

“Emol, Bu?”

“Ya. Ada yang lucu kalau ada yang nanyain kamu?”

“Bukan, Bu. Ibu yang lucu, si Emol bukan tetangga kita, Bu”

“Ya, ibu tahu, tetangga jauh maksud ibu”

“Lalu apa lagi, Bu?”

“Emaknya si Emol nanyain kamu terus”

“Ngapain nanya-nanya?”

“Hmmmm”

“Bilang aja ibu mau jodohi aku sama Emol kan?”

“Ahhh, Syem ingat umur”

“Aku tahu, Bu, tapi bukan berarti semua laki-laki Syema tampung”

“Kurang baik apa si Emol?”

“Ahhh, Emol itu cuma bisa dijadikan teman, Bu, bukan dijadikan pacar apalagi suami”

“Tapi dia anak baik”

“Apa baik cukup untuk dijadikan pasangan, Bu?”

“Ibu sudah capek carikan kamu jodoh. Satupun tak ada yang cocok “

“Bu, perasaan mana bisa dipaksakan”

“Ahhh, cinta bisa tumbuh seiring waktu”

“Ibu bisa ngomong seperti itu. Apa ibu tak ingat karena perjodohan kayak gitu, kak Nita kabur dari rumah. Apa ibu mau aku juga kabur dari sini?”

“Sudah jangan diingat-ingat. Itu masa pahit. Kakakmu bisa bersin-bersin nanti”

“Intinya, tanpa ibu jodohkan pun, kak Nita bisa menemukan jodohnya sendiri, Bu. Sekarang lihat, kak Nita bahagia dan sudah memberikan ibu cucu”

“Kau lain dengan kakakmu, Syem. Dia sudah beberapa kali pacaran, sementara dirimu? Hanya Riki yang kau kenal. Setelah itu? Apa kau normal Syem?”

Lihat selengkapnya