SYEMA WEGARI

Elisabeth Purba
Chapter #23

Makan Tuh Cinta

Syema menuju dapur untuk mengambil air minum dengan gerak lunglai karena masih mengantuk. Malam itu begitu panas, hingga tidak biasanya ia terbangun seperti itu untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Kebetulan Nita sedang berada di dapur dengan keadaan gelap. Hanya ditemani cahaya dari dalam kulkas. Syema bergumam, bagaimana mungkin kulkas tidak tertutup. Syema mendengar suara Nita yang sesenggukan tepat di depan cahaya kulkas. Ia sedang duduk dengan ke dua lutut diangkat ke atas. Nita menjawab telepon dari suaminya dengan berucap, “Aku akan pulang”

Syema  menghampiri Nita, “Kok gelap gelapan?”

Nita menutup wajahnya dengan ke dua tangannya sembari memiringkan tubuhnya bersandar di dinding. Ia meletakkan wajahnya di ke dua lututnya. Syema menutup pintu kulkas dan beranjak menyalakan lampu.

“Kenapa kak?”

“Nggak apa-apa. Tidurlah”

“Tapi kok nangis? Coba cerita”

“Kakak bilang nggak ada apa-apa”

“Jangan bohong ... aku tahu kakak lagi ada masalah. Ceritakan aja, mungkin dengan bercerita kakak bisa lega”

“Ahhh, Syem. Kakak malu mau cerita samamu. Kakak tak tahu harus mulai dari mana”

“Kalau tak cerita gimana mau cari solusi, Kak?”

Syema menarik tangan Nita untuk beranjak dari lantai menuju kursi yang tidak jauh dari mereka.

“Dia sering mendapatkan telepon dari perempuan lain, Syem”

“Siapa? Maksud kakak Bang Aldri?”

“Ya” ujar Nita mengangguk.

“Perempuan itu janda yang ditinggal suaminya. Tanpa sepengetahuan Aldri, kakak membaca berkali-kali isi pesan yang ia kirim kepada janda itu. Isi pesannya membuat kakak marah, Syem. Mereka saling mengungkapkan perasaan. Bukan cuma itu, perempuan itu sering nelepon di tengah malam. Kakak pernah memergoki Aldri saat menelepon perempuan itu. Mereka bercumbu mesra. Aldri bilang bahwa ia sayang kepada perempuan itu.”

“Apa bang Aldri tahu kalau kakak mengetahui perselingkuhannya?”

“Sudah, Syem. Itu dia ... apa kakak harus melabraknya atau diam saja?”

“Mau kakak apa sekarang?”

Lihat selengkapnya