SYEMA WEGARI

Elisabeth Purba
Chapter #25

Remaja Dan Pubertas

“Jo, hari ini nggak ke kantor?”

“Nggak, Syem, napa?”

“Sibuk tak?”

“Nggak sih, tapi ada kerjaan memang”

“Apa tak bisa diundur dulu?”

“Hmmmm ... sepertinya ...”

“Bisa apa nggak? Kalau nggak bisa, maaf yang kemaren masih kupertimbangkan”

“Ngancam nih ceritanya? Yang mana?”

“Yang mana? Lupa ya kalau kamu masih belum kumaafkan. Ini bukan ngancam”

“Lalu apa?”

“Hmmmm, entahlah”

“Ya deh, bisa diundur kerjaanku. Emang napa?

“Boleh bantu aku nggak?”

“Apaan?”

“Antarin aku dong”

“Ke mana?”

“Ada diskusi anak sekolah, aku sebagai pembicara. Kebetulan kendaraan kantor lagi di bengkel”

“Jam berapaan ?”

“Sekitar jam 10.30. Sekitar sejam setengah gitu diskusinya”

“Oke deh, tunggu aja di kantor ya, aku jemput kamu nanti”

Jo sudah sampai pukul 9.30. Dengan gayanya yang sok, ia menggas motornya berkali-kali hingga Syema keluar dari ruangannya. Sebelum ia sampai ke sini ia sudah mengirim pesan kepada Syema untuk menunggu di depan pagar agar ia tak perlu masuk. Syema bergegas keluar dengan tas bahu dan juga plastik putih berisi copian bahan diskusi yang akan Syema bawakan.

“Bukannya nunggu di depan. Aku kan tadi udah kasih tahu”

“Maaf, Jo. Itu aja marah”

“Berangkat sekarang”

“Ya ialah, masa besok”

Mereka tiba lebih awal, jadi masih banyak kesempatan buat Syema untuk mempersiapkan materi yang akan disampaikan.

“Materi apa yang mau kau bawakan?”

“Kesehatan Reproduksi”

Jo tertawa terpingkal-pingkal hingga ia lepas kendali merangkul bahu Syema.

“Kok ketawa?” Tanya Syema melepaskan lengan Jo yang menempel di bahunya.

“Maaf ... Yakin mau bahas itu?”

“Ya ialah, memang nya kenapa?”

“Itukan vulgar, Syem”

“Hmmm, tuan Jonathan ternyata anda sama saja dengan laki-laki yang di luar sana menganggap bahwa pembahasan ini vulgar atau tabu. Haaa, payah, kamu kurang gaul kalau gitu. Justru di usia remaja pembahasan ini penting mereka ketahui. Kadang orangtua tak paham memulai dari mana untuk diskusi mengenai ini, sehingga kami sebagai perempuan yang bergerak di bidang ini harus turun tangan untuk membuka pikiran para remaja betapa pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi”

“Hohohoho, jangan samakan saya dengan laki-laki di luaran sana”

“Buktinya kamu bilang tadi materi ini vulgar”

“Bukan begitu, aku cuma sedikit senewen aja mendengar materi itu, secara itu harus kamu beberkan secara gamblang nantinya”

“Ya, tapikan tidak sevulgar yang kamu bayangkan, ada istilah-istilah yang dipakai agar anak-anak lebih paham dan tidak mengundang spesimen negatif atau gelak tawa atau rasa malu dan sungkan untuk bertanya. Mereka layak untuk paham tentang diri mereka sendiri terutama perempuan”

“Aku jadi penonton dong”

“Siapa bilang? Enak aja. Justru aku mau kamu juga bisa menyampaikan materi ini sedikit, aku akan memberikan bagianmu. Jangan khawatir semua sudah aku persiapkan, kau tinggal baca saja yang bagian ini” ujar Syema sembari menyodorkan kertas untuk Jo.

“Haaa, berat nih, Syem”

“Ahhh, masa begini aja berat, urusan yang lebi berat dari ini saja mampu kau kerjakan”

“Itu beda, Syem”

“Sama aja, cuma bedanya di materi “

“Ahhh ngeyel”

Lihat selengkapnya