Syifa: The Untold Story

aliaputri
Chapter #8

Nobody's Perfect

Moli mengamati lamat-lamat setiap inci lekuk tubuh lelaki di samping yang sedang memperbaiki stilleto miliknya yang patah. Ia tak mau membuang kesempatan sedikit pun.

Paras wajah yang begitu menawan, serta bentuk tubuh atletis nan menggoda, membuat lelaki itu tampak sempurna di matanya. Rahang yang tegas, adalah bagian favorit Moli. Meski lelaki itu memasang tampang dingin, pesonanya tak berubah. Moli seperti tersihir olehnya.

Keenan, lelaki yang ia tatap masih fokus pada pekerjaan. Seragam cokelat yang ia kenakan, belum berganti sejak mereka sampai di kontrakan.

"Ada apa?" Keenan melempar tatapan heran saat sadar dirinya diperhatikan.

Moli segera mengalihkan pandangan ke tempat lain. Sungguh, ia sangat malu karena ketahuan.

Mereka duduk di teras kontrakan, di atas dipan yang kayunya mulai termakan zaman, sembari menikmati sepi malam. Iya, mereka hanya berdua. Sejak kisruh yang terjadi di club tadi, Keenan belum bertemu Ngatimin. Ia meninggalkan pemuda itu di sana sendirian.

"Enggak mau jemput temen udik lu?" Moli melihat Keenan dari ekor matanya. Ia duduk sembari mengayunkan kaki jenjangnya yang menggantung ke bawah dipan.

Lelaki itu menggeleng pelan, "Dia tahu jalan pulang kok."

Mereka kembali terdiam.

Lagi, Moli mencuri tatap pada orang di sebelahnya. Benar-benar tak ingin melewatkan setiap detiknya.

Lihat selengkapnya