Syifa: The Untold Story

aliaputri
Chapter #16

Mimpi Buruk

"Bagai disayat sembilu, kehadiranmu menciptakan sakit tak terdefinisi. Kini meski aku hidup, tetapi jiwaku nyaris mati. Tercekik dalam berbagai tanya hati."

——Assyifa

Dua orang lelaki berjalan ke arah sebuah pemukiman warga di Jakarta bagian selatan. Mereka memasuki sebuah lorong kecil. Sampai di ujung, langkah keduanya terhenti. Tepat saat seorang yang lain datang dari arah berbeda.

"Lapor, Komandan. Kami sudah berhasil mendapatkan foto wanita tersebut." Salah satu bicara ketika berhadapan dengan si atasan. Siapa lagi kalau bukan Keenan.

Kedua orang itulah yang pernah mengirimkan pesan Whatsapp yang membuat fokus Keenan pecah dan bingung saat bertemu Syifa waktu itu. Kini mereka menemui Keenan secara langsung, lalu memberikan satu buah amplop cokelat.

"Tapi, maafkan kami, Pak. Kami tidak berhasil memotret sampai ke wajahnya."

"Kenapa?"

"Terlalu sulit mencari tempat bersembunyi di tempat seterbuka itu. Kami hanya mampu mengambil gambar dari jarak jauh."

"Baiklah, tidak apa. Kalian bisa pergi sekarang." Keenan menganggut-anggut paham maksud anak buahnya.

"Siap, Komandan."

Mereka pamit undur diri dari hadapannya.

Keenan juga berlalu dari sana. Begitu sampai ke kontrakan, sebuah suara menyambut kedatangannya.

"Opo iku1, Mas?" Ngatimin, si empunya suara medok tak sengaja melihat amplop yang Keenan pegang.

Ia mendekat, sedikit merapatkan diri pada Keenan. Kini tampak beberapa foto yang memperlihatkan perempuan berambut hitam panjang. Namun, dari keseluruhan foto, tidak ada satu pun yang memperlihatkan wajah perempuan itu dengan jelas.

"Ini siapa, Mas? Kok ndak ada mukanya, merinding saya." Ia mengelus-elus tengkuknya yang meremang.

Ngatimin ... Ngatimin. Selalu saja bicara seenaknya hingga membuat Keenan tertawa.

"Hantu, Min." Lelaki itu berjalan masuk ke dalam kamar. Ngatimin mengikuti dari belakang.

"Serius, Mas? Ojo ngono toh2, Mas! Bulu kuduk saya sampai merinding disko, nih."

Lihat selengkapnya