Ben merasa lebih tenang ketika melihat Emily dan Richard pulang ke rumah, dia masih menunggu operasi Charlie selesai, dia tidak mengerti apa yang terjadi, kenapa hal aneh seperti ini terjadi bahkan di malam tahun baru, mereka berdua seharusnya bertemu tapi tiba-tiba Charlie ditemukan ratusan mil jauhnya dari Prince cafe.
Memang belakangan ini Charlie mengatakan seakan ada yang mengikutinya, mereka punya saingan bisnis, benar, tapi sepertinya tidak pada tahap dimana mereka ingin membunuh Charlie, ini terlalu kotor untuk pekerjaan dari seorang pengusaha.
Jika memang benar itu adalah ulah seorang pengusaha mereka biasanya akan memberikan berita-berita palsu bukannya melakukan perencanaan pembunuhan.
Satu-satunya orang yang bisa melakukan ini hanya orang itu, orang yang cukup memiliki dendam pada Charlie dan tidak ingin melihat dia bahagia.
“Patrick,” ucap Ben di telfon.
“Ya why?”
“Bisa kau cari tahu apa orang itu ada Los Angeles atau tidak? Kurasa hanya dia satu-satunya orang yang bisa melakukan ini.”
“Ah, kenapa aku tidak sadar tentang itu, aku minta orang untuk mengurusnya.”
“Kau masih di kantor Charlie?”
“Hmm, aku masih mencari–” Patrick berhenti bicara sebentar, terdengar suara kertas yang bergesekan. “Aku akan kesana sebentar lagi, ada yang harus kau lihat sepertinya.”
“Ada apa? Ada hubungannya dengan kecelakaan hari ini?”
“How do I forget about this?”
“Hey, tell me something.”
“I’ll come down there, I’ll send someone to find him, if he’s not leaving the state yet.”
Sesuatu tidak bisa Ben jelaskan bahkan terhadap dirinya sendiri, bagaimana bisa dia menjelaskan hal itu pada dirinya sendiri ketika dia sendiri sulit untuk mencerna apa yang terjadi, yang dia harapkan sekarang hanya, sahabatnya bisa kembali bangun, setidaknya bangun dan menjelaskan apa yang terjadi.
“Ben Turner?” seorang dokter keluar dari ruang operasi sepertinya dia adalah dokter residen, wajahnya terlihat begitu lelah setelah melakukan operasi panjang, entah mereka sudah berotasi berapa kali saat operasi kali ini, tapi terlihat bahwa dokter itu ingin segera masuk ke ruang ganti atau mandi untuk menyegarkan badannya.
“Ya, apa Charlie sudah selesai?”
“Dokter Richard menyuruhku untuk menemuimu jika kami sudah selesai, Charlie sudah selesai, dia bisa ditemui di ICU sekitar dua jam lagi, prognosis-nya—sudah tahu kan?” tanyanya dengan hati-hati.
Ben tersenyum pahit mencoba memberi isyarat bahwa dia sudah tahu. “Aku tidak mengharapkan dia bangun dalam waktu cepat. Tapi apa dia bisa bernafas dengan spontan?”
“Untuk saat ini belum, tapi kami akan memantaunya, sebagai seorang residen mungkin aku tidak boleh mengatakan ini, apalagi dia adalah temanmu dan anak dari Dokter Richard, that man, he’s a fighter, he’s not giving up at least not now. So I think we can pray for a miracle.”
“I appreciate that, thank you for all the hard work doc.”
“You’re welcome, I hope he will get better faster than we expected. Excuse me.”
“Thank you once again.”
— * —
Flashback
“Wake up asshole!” teriakan itu seakan memintaku untuk bangun saat itu juga, manusia ini tidak pernah membiarkan orang disekitarnya hidup tenang ataupun bisa tidur lebih lama atau bangun lebih siang.
Teriakan-nya kali ini memang cukup aneh, seperti orang panik. Aku berniat menghiraukan teriakan itu hingga akhirnya sesuatu lain terjadi.
Drrt~!
Ya, ponselku tiba-tiba bergetar hebat seakan puluhan pesan datang bersamaan. “Ben! Wake up! You should stop this mess or come with me to Los Angeles!”
Oke, something's not right here. Manusia di depan itu tidak akan mengumpat jika bukan hal yang bisa dia hadapi sendirian, dan sejak beberapa bulan lalu, dia sudah dibuat tergila-gila dengan seorang perempuan yang bahkan aku tidak pernah melihatnya.
Seorang anak perempuan yang 10 tahun lebih muda darinya. Charlie Cassarendra, CEO of C Company and Helen Mary found leaving the hotel together. Did Charlie and Helen have a relationship?
Oh, shit. This is why he’s mad at me…
Aku langsung bangun dan membuka pintu kamar, tidak peduli dengan apa aku membawa pulang wanita malam tadi, yang pasti, Charlie pulang lebih dulu dan aku terakhir dengan Blake.
“I don’t know anything about this, I swear.”
“You need to take responsibility for what happened today, this news has probably already been sent worldwide.”
“So why? You have had enough scandal for almost 10 years, this is just—something that we can get through without making any explanation.”
“Well I need to explain this.”
“For what? People will think that you who never talk about scandal are suddenly talking about that and people will think that this news is true. Or I can talk to her management to say no.”
“That’s not what I’m talking about, Ben. We or I, need to explain this in Los Angeles for soon to be my girlfriend, you got it?”
Aku terdiam mendengarnya, aku rasa aku belum bangun dari tidurku, aku rasa aku masih mabuk wine, tapi wajah Charlie yang begitu panik membuatku mengurungkan niat untuk membantah ucapan-nya.
“Are you serious right now?”