Symphony of Memories

Ang.Rose
Chapter #6

#6

Sebuah gedung bernuansa Eropa dengan bebatuan yang terpatri di luarnya menunjukan kesan vintage, namun begitu modern di dalam. Memiliki luas sekitar 1,5 hektar Universitas ini memiliki predikat sebagai kampus multikultural terbesar di Los Angeles. Memiliki mahasiswa dari belahan dunia manapun, berbagai ras dan negara berkumpul di sana untuk belajar design.

Mereka juga sangat dikenal dengan taman yang sangat luas dan menerima pengunjung dari luar yang bukan mahasiswa pada masa libur. Tidak hanya taman, namun perpustakaan mereka juga termasuk perpustakaan tertua kelima di Los Angeles, perpustakaan itu juga dibuka untuk umum dengan membuat member, sedangkan mahasiswa ataupun mantan mahasiswa boleh menggunakannya kapan saja.

Nama Universitas ini adalah Flox Design University.

Memiliki kurikulum yang berbeda dari kampus lain, membuat jadwal kelulusan mereka juga berbeda dari yang lain, ini sudah dipenghujung tahun, namun Flox belum juga meluluskan mahasiswanya dalam artian mereka belum melakukan wisuda.

Para mahasiswa tingkat akhir yang dinyatakan lulus ujian praktek masih harus mengurus beberapa administrasi yang diminta, mereka diberi waktu sampai seminggu sebelum wisuda dilaksana, termasuk juga Samantha.

Samantha atau yang akrab dipanggil Sam sedang menyortir isi loker. Loker itu sudah dia gunakan selama kurang lebih 4 tahun lamanya namun hal yang membuat Sam tidak suka adalah, loker ini terletak hampir di lorong kampus, hal ini dikarenakan dia bisa merasakan hembusan angin, dan itu dia tidak suka terlebih lagi jika itu adalah angin musim dingin.

Angin musim dingin sudah mulai berhembus dan bahkan mulai menusuknya dengan perlahan, Sam sangat tidak suka musim dingin, semua kesialan, kemalangan dan penderitaannya selalu terjadi di musim dingin.

Dulu dia begitu menyukai musim dingin, salju yang turun, coklat panas yang dibuat oleh sang ibu, film-film natal yang tayang pada saat natal ataupun membuat manusia salju. Tapi kenangan indah itu hanya sampai di usianya yang ke 5 tahun.

Sembari menghela nafas panjang Sam kembali menyortir buku yang tersimpan di lokernya, salah satu persyaratan administrasi yang harus dilakukan para mahasiswa adalah menyerahkan buku, baik itu buku baru maupun lama. Asal bentuknya masih bagus dan masih layak untuk dibaca.

Bagi Sam, mau buku itu baru atau tidak, buku itu sama berharganya. Dia merupakan mahasiswa Fashion Design yang masih suka membaca buku, apapun itu dari novel romance receh ataupun buku-buku improvement, baginya setiap buku layak untuk dibaca terlepas dari isinya bagus atau tidak.

Karena dia tahu bahwa membuat sebuah karya bukanlah perkara mudah, sang pembuat mencurahkan seluruh pemikiran, tenaga dan waktu untuk membuatnya, karena itu dia menghargai setiap karya yang ada.

Terlepas dari orang lain yang mengatakan bahwa seni tidak ada benar atau salah tapi kita tetap harus berlatih. Sam kembali melihat buku-buku yang sudah dia keluarkan dari dalam loker, dia berusaha untuk bisa melepaskan beberapa buku.

Pihak perpustakaan hanya memberi syarat minimal 2 tapi tetap saja bagi Sam itu cukup sulit, sampai akhirnya angin musim dingin kembali berhembus dan menusuk tubuhnya Sam menyerah, dia menutup pintu loker yang membuat terjadinya sebuah hembusan angin dan menyibakkan rambutnya yang tergerai itu.

"Sudahlah, jika aku butuh aku tinggal beli lagi atau datang lagi ke perpustakaan," ucap Sam dalam hati.

“Sam!” panggil seseorang dari belakang.

Sam menoleh dan ternyata itu adalah student president di angkatannya, Rene. Mereka tidak terlalu dekat tapi terkadang mereka saling menyapa dan saling membantu.

“Oh hai, ada yang bisa kubantu?”

“Tidak hanya aku ingin berterima kasih soal bantuanmu saat itu.”

“Ah, tugas akhir?”

“Ya itu, kalau bukan karena kau dan Vince kurasa tugas akhir ku belum selesai, tugasmu dan Vince bagaimana?”

“Aku dan dia masih mencoba menyelesaikannya tepat waktu, jika memang tidak bisa mungkin hanya Vince.”

“Kabari aku jika kau butuh bantuan, dan jika benar terlaksana, jangan lupa hubungi aku supaya aku bisa menghubungi yang lain untuk datang.”

Lihat selengkapnya