Rumah sakit Clave merupakan salah satu rumah sakit tersibuk di Los Angeles, selain Vene dan Filly Los Angeles, Clave menempati posisi ketiga sebagai rumah sakit tersibuk dan penerima pasien GSW terbanyak setelah Bricks.
Rachel sebagai kepala perawat yang memegang alur bergeraknya UGD sudah terkenal dikalangan first respondent sebagai ratunya UGD Clave Hospital. Rachel sudah berulang kali mengajukan penambahan personil tersebut pada dokter trauma dan dokter umum.
Makin banyaknya pasien GSW terkadang membuat dokter bedah pun harus melakukan operasi berturut-turut tanpa istirahat dan ini tidak baik untuk pasien, dokter juga manusia yang harus istirahat.
“Dokter Gutter! Pasien dengan gangguan sesak nafas akan datang 2 menit lagi!” teriak Rachel sambil dia berjalan ke depan pintu menunggu ambulance datang.
“Oh hai Rach! Selamat malam, baru saja aku selesai ganti baju.”
“Shift ku selesai 30 menit lagi, jadi tolong lakukan yang terbaik, aku harus mengecek anakku sebelum aku tidur.”
“Samantha baik-baik saja?”
“OH yeah, dia sudah jauh lebih baik.”
Ambulance pun berhenti, paramedik Chloe keluar dari ambulance dengan Leo sambil mengeluarkan pasien dari dalam, mereka bersama-sama mendorong pasien ke ruangan 2 dan memindahkannya.
“On my count, 1, 2, 3,” ucap Rachel.
“BP 90/60, ox sat 90%.”
“Oke, start the intubation!”
“Got it doc.”
“Doc, do you need me?” tanya Rachel.
“No thanks, it’s fine, Harem is looking for you.”
Rachel keluar dari ruang rawat itu membiarkan Gutter mengerjakan pasien itu bersama dengan residentnya, sebelum pergi Chloe memberikan isyarat pada Rachel untuk menyingkir sebentar.
“Ada apa?”
“Sam sudah baik-baik saja?”
“AH yeah, she’s fine now, aku tidak tahu harus mengatakan terima kasih sebanyak apa padamu dan kapten Brick.”
“Selama dia baik-baik saja itu cukup. Kalau begitu, aku kembali bertugas dulu. Bye Rach!”
“Hmm, hati-hati.”
Rachel kembali ke Station dia melihat April shift terakhir sudah datang. “April, aku minta maaf tapi—”
“Aku datang lebih awal dari ruang ganti karena aku dengar Harem mencarimu, pergilah, tidak apa.”
“Oke, terima kasih, besok pagi ku bawakan kopi untukmu.”
“Thank you!”
Rachel masuk ke gedung utama lalu naik lift sampai ke lantai 6, sampai akhirnya dia berdiri di depan ruangan direktur rumah sakit, Harem T.
Tok… tok…
“Come in.”
Rachel membuka pintu itu, terlihat ada seorang perempuan duduk di depan Harem, mereka berdua berdiri dan menghadap ke arahnya. “I’m sorry, aku tidak tahu anda sedang kedatangan tamu.”
“Oh tidak apa, aku memang ingin mengenalnya dia padamu. Ini dokter GS yang baru, kau sudah lama memintanya bukan, dia memang tidak pindah secara penuh tapi untuk setahun kedepan dia akan disini.”
“Kalau hanya untuk setahun, kenapa tidak mencari yang lain?” ujar Rachel dengan ketus.
“Maaf, tapi keadaannya seperti ini, aku harap kau tetap baik padanya.”
“Aku tidak masalah, tapi daripada mengenalkan dokter GS padaku kenapa tidak dengan Gutter dan Will yang merupakan Trauma Surgeon dan Chief Resident?”
“Oh aku sudah bertemu mereka, kebetulan Will yang menawarkan ini padaku,” ujar si dokter itu.
“Kalau begitu, selamat datang, aku harap dokter bisa selalu stand by, kami lebih banyak pasien trauma dari pada umum.”
“Aku sudah mempertimbangkan itu,” dokter perempuan itu mengulurkan tangannya. “Emily Clarens Cassarendra.”
Rachel tercengang mendengar nama tersebut. Nama keluarga yang seharusnya tidak perlu dia dengar lagi sejak 4 tahun lalu. “Ku dengar memang keluarganya dokter,” gumam Rachel.
“Ada apa? Kenapa?”
“Ah tidak,” Rachel menyambut uluran tangan itu. “Rachel Enderwinne. Kalau begitu aku permisi dulu, ini sudah waktu aku harus pergi shift ku sudah selesai, besok pagi aku masuk, dan untuk chief station hari ini adalah April.”
“Hati-hati Rach.”
***
Emily kembali duduk di sofa lalu dia menyilangkan kakinya dan kembali menyesap teh yang disajikan di depannya, di letakkan cangkir itu dengan lembut lalu menatap Harem. “Dia kepala perawat disini?”