"Astaga nona, bagaimana kau bisa belum bangun? Hari ini adalah misi pertamamu!"
SW-301 mengeram, menutup matanya dengan selimut. Iya nyaris tidak tidur semalam karena terlalu gembira dengan kamar bahwa ia akan mendapatkan misi setelah menunggu selama 800 tahun lebih. Rasanya ia baru memejamkan mata ketika suara keras Boci terdengar. "Boci, bisakah aku tidur sedikit lebih lama?"
"Dasar bodoh!" Boci memukul kepalanya dengan ekornya, tangannya yang kecil dan bersisik menyibak selimut hingga terbuka. "Sudah kukatakan untuk tidak tidur terlalu malam! Aku tahu kau amat bahagia sampai tidak bisa tidur, tapi itukan bukan salahku! Jangan banyak alasan dan cepat bangun!"
SW-301 duduk, membiarkan Boci melakukan apapun untuknya. Ia menatap dirinya di cermin. Alis yang tebal, mata besar dengan bola mata abu-abu, hidung mancung, bibir semerah darah dengan kulit pucat dan rambut coklat tua. Semua ini adalah penampilan fisik yang diperolehnya sejak pertama kali diciptakan. Ia tidak tahu bagaimana yang lainnya, tapi menurut Boci setiap pekerja akan mendapatkan penampilan paling sempurna.
"Cepat nona, kita harus segera ke sistem. Targetmu akan dibekukan sebentar lagi."
"Astaga Boci, kamu sangat berisik. Aku bertanya-tanya apakah kamu memang temanku atau ibuku."
Ada 301 pekerja di seluruh sistem. Masing-masing pekerja menjalani kehidupan yang terisolir, dimana mereka tidak akan bertemu dengan yang lain ataupun menjalin komunikasi kecuali melalui jaringan khusus. Karenanya setiap kelahiran kalau bekerja selalu disertai dengan kelahiran sesosok makhluk yang akan menjadi teman sekaligus pelayan bagi pekerja tersebut. makhluk ini memiliki kehidupan yang tidak terbatas dan hanya akan mati bila pekerja yang dilayaninya mati dalam sebuah misi.
Boci adalah 'teman' yang dimiliki oleh SW-301. Dia adalah sosok makhluk dengan tubuh putih bersih serupa beruang kutub, ekor yang panjang seperti komodo tapi berdiri tegak dengan dua kaki dan memiliki tangan kecil layaknya tanganĀ manusia yang bersisik. Ia banyak omong dan memiliki selera makan yang besar tetapi juga sangat rajin dan cekatan. Ia menemani SW-301 dalam setiap detik dan kini juga akan turut serta menjalani misi pertamanya.
"Nona, apakah kau yakin hendak menggunakan pakaian itu? Kupikir itu agak sedikit terlalu berlebihan."
SW-301 menahan diri untuk tidak mengibaskan Boci yang saat ini sudah mengkerut menjadi seukuran telapak tangan dan bertengger di pundaknya. "Memangnya pakaian ini juga akan ikut berpindah? Aku akan menghargai kalau kau diam saja, kau membuatku semakin gugup."
SW-301 membuka pintu masuk ke dalam sebuah ruangan yang memancarkan cahaya biru lembut. Ruangan itu dipenuhi dengan ratusan layar menyala yang tampak transparan dan sebuah layar lebar di dinding bagian dalam. Setiap layarnya menampilkan adegan yang entah milik siapa. SW-301 menutup pintu kemudian duduk di atas kursi yang berada tepat di depan layar paling besar. Tiba-tiba cahaya yang sangat menyilaukan muncul dari layar dihadapannya. Ketika membuka mata, SW-301 mendapati ia berada di tempat serba putih.
Tempat itu sangat luas sekaligus sangat aneh. Seluruh bagian berwarna putih tanpa warna lain, putih yang seolah memancarkan pendar. SW-301 bersimpuh diatas 'sesuatu' yang aneh. Tidak keras, tidak lunak, juga tidak dapat ditembus. Ada kabut samar disekitarnya, kabut yang sebenarnya teramat tips namun seolah menutupi pandangannya. Ketika menunduk, SW-301 menyadari bahwa pakaiannya telah berganti menjadi terusan serba putih.
Singkatnya, tempat itu terasa aneh, sedikit akrab dan anehnya menenangkan.
"Boci, dimana ini?"
"Nona, kita berada di pusat sistem."