Di bawah atap langit yang sama, dengan keadaan yang berbeda.
⚫️⚪️⚫️⚪️
KRL 5-Surabaya
07 Desember 2021

Seorang gadis dengan topi hitam, kaos putih, dan jaket hitam itu tengah sibuk membaca buku yang di pegangnya. Kebisingan dan lalu lalang sekitar seolah tak mengganggunya barang sedetik. Bibirnya mengulum lolipop, telinganya terpasang headset, dan kacamata bening berbingkai hitam menggantung cantik di atas hidung kecilnya.
PUONGSSSS....
Suara kereta tertangkap rungunya yang memakai headset. Gadis itu menutup buku yang sedari tadi dibacanya. Lalu menurunkan headset hingga mengalung di lehernya. Ia berdiri dari duduknya, meraih ransel army-nya dan menyampirkannya di bahu. Ia beranjak mendekati kereta, ikut mengantri untuk masuk lewat pintu-pintu kereta yang terbuka.
Tes,,
Satu bulir air menetes dan jatuh tepat di lengan kirinya. Gadis itu mendongak ke arah langit mendung di atasnya. Senyumnya terukir tanpa sadar. Ia berhenti melihat ke atas ketika merasa ada seseorang mendorongnya dari belakang. Gadis itu mengangguk sopan pada antrian dibelakangnya. Salahnya juga. Ia malah berhenti di depan pintu di tengah antrian yang membludak.
Gadis bertopi hitam itu segera masuk dan langsung mencari nomor kursinya.
57F
Ah sayang sekali. Ia berharap dapat duduk si sebelah jendela. Melihat hujan turun dan menikmati pemandangan dari balik jendela yang dilewati sepanjang perjalanan.
Gadis itu duduk dikursinya, tersenyum sekilas pada orang di sampingnya. Ia melihat sekilas ke lorong kereta, ada dua anak berlari-larian. Satu anak lelaki memakai topi rajut merah dan satunya anak perempuan dengan rambut ikal sebahu. Sepertinya kakak beradik, wajahnya sedikit mirip walau tidak identik. Senyumnya mengembang ketika dua anak itu duduk di lorong kereta karena kelelahan. Ia hampir berdiri dan menghampiri dua anak itu, sebelum seorang wanita cantik berambut ikal sepinggang menghampiri mereka dan mengajak dua anak itu duduk di kursi. Mungkin ibunya.