Tak pernah Bima sangka kalau minggu depan, Ibu ingin melihat Bima ber-cosplay di sebuah gedung pertemuan besar di Jakarta. Kalimat yang diucapkan Ibu saat dirinya memijit Bapak sebelum tidur, mau tidak mau membuat jantungnya berdebar lebih kencang daripada sebelumnya. Bagaimana bisa Ibu ikut-ikutan ke even wibu?
Oke, memang Ibu dulu mantan cosplayer. Namun, lain dulu, lain sekarang. Kalau Ibu sampai melihat ada wibu ajaib yang pose aneh-aneh di event, bisa dilarang cosplay beneran nanti!
Ya, Bima juga tidak bisa menampik kenyataan kalau tidak semua cosplayer itu sopan dan baik. Banyak juga yang memancing drama di media sosial. Bahkan banyak kesan negatif muncul dari normies terhadap para cosplayer. Karena itu, dirinya sendiri sangat pemilih dalam pergaulannya dengan sesama cosplayer. Cowok itu tak ingin mengecewakan kepercayaan ibunya yang mengizinkannya cosplay.
Maka, dirinya harus berjuang sekuat tenaga untuk membujuk Ibu agar tidak ikut ke event!
“Ke-kenapa Ibu pengin ikut? Bima kan jadi ngeri, Bu!” Bima menelan liurnya takut-takut saat mereka sarapan bersama keesokan harinya.
Cowok itu dengan cemas memotong telur ceploknya dan mengaduknya bersama nasi putih hangat. Diliriknya Ibu yang belum juga mengeluarkan reaksi apa pun.
“Kamu pengin pamer aurat?” tuduh Ibu frontal.
“Astagfirullah, Bu! Kaga! Ya, Allah!” Bima bergidik dia tidak jadi menyuapkan nasi telur kecap ke mulutnya.
“Iya, Bu, sixpack Bang Juna, buat istrinya aja nanti,” bela Juna. Tangannya yang hampir memasukkan potongan sandwich telur keju ke mulutnya pun terpaksa berhenti sejenak. Dia tidak rela kalau abangnya sampai dimarahi Ibu pagi-pagi begini. Soalnya, mau bagaimana, ini kan idenya juga agar Bima ikut cosplay. Kalau Bima sampai dimarahin, secara tidak langsung, Juna merasa dirinya juga ikut kena semprot!
“Jun, kalau kamu yang belain abangmu kayak gitu, Bapak kok berasa cringe gitu!” Bapak bergidik.
Mulut Juna manyun, tapi dia memilih diam. Bisa-bisanya bapak bilang Juna cringe, padahal yang hampir selalu cringe, kan malah Bapak! Kaca mana kaca?!
“Coba, kamu emangnya mau cosplay apa?” Ibu memberi kode agar Bima menjelaskan apa yang dimau. Namun, tatapannya yang galak jelas-jelas membuat semua orang di ruang makan kesusahan bernapas. Ibu mah ngeri!
Sejenak Bima berdeham. “Namanya Sly, Bu. Satu dari empat tokoh di game otome yang lagi viral!” Bima tampak bersemangat.
“Otome? Game apaan tuh?” Yudhis tampak bingung.
“Game delulu-nya ibu!” Bapak menahan tawa.
“Delulu itu kayak delusi gitu, Bang!” Bima berusaha menjelaskan dengan bahasa makhluk non-wibu alias manusia normal. Dari tiga bersaudara, cuma Yudhis yang tidak terlalu paham soal game atau Jejepangan. Dia lebih suka berkutat dengan catatan resep atau video masakan. Paling parah, Yudhis pernah mengaku terang-terangan sedang berkencan dengan rumus matematika. Memang ajaib abangnya satu itu!
Juna mengangguk dan menambahkan, “Jadi target marketnya emang para cewek yang pengin punya pasangan cogan-cogan gitu. Akumulasi top up-nya aja ngalahin game RPG open world yang viral, lho!”
Mulut Yudhis ternganga. Emang kekuatan bucin para wanita ini ngalahin rasionalitas kadang-kadang.
“Jadi kamu buka dada?” Ibu makin menatap penuh curiga.