Tepat sebelum jam makan siang, Bima dan Juna sudah sampai ke rumah. Mereka langsung disambut Bapak dan Ibu yang tak sabar mendengar kisah mereka tadi.
Ketiganya sudah duduk di ruang tamu. Ibu sudah menyediakan camilan berupa tahu isi dan cabe rawit. Buat Bapak ada sambal kecap. Aneh memang, tapi, enak!
“Jadi, bayangin, Juna tiba-tiba disuruh dosennya untuk menjelaskan apa itu art nouveau! Dia sama sekali nggak sadar kalau Juna mahasiswa tingkat tiga. Emang muka Juna boros banget, ya?” Juna tampak memelas sambil menyeruput air putih dingin yang Ibu siapkan. Disambarnya tahu isi goreng yang masih mengepulkan asap.
“Enggak, kamu kegantengan sampai tuh bu dosen kepo dan nyuruh kamu maju.” Bima menahan tawa.
“Juna mau pingsan berdiri, Bang!” protes Juna kemudian. “Kok bisa dosennya nggak nyadar kalau Juna tuh penyusup? Padahal dipikir dipanggil tuh buat diusir dari kelas.”
“Nggak akan Abang izinin! Kamu bisa nyasar di kampus! Kampus Abang gede! Belum lahan luasnya. Ampun, deh!” Bima membayangkan dirinya harus mencari adiknya yang bahkan tidak bisa menjelaskan lokasinya berada melalui telepon.
“Ya, kan Juna juga nggak akan jalan-jalan, Bang!” Juna menyunggingkan senyum penuh arti.
Bima menggeleng-geleng. “Enggak percaya! Kamu tuh bosenan. Ditinggal dikit, bisa mulai mengeluarkan naluri berpetualangmu itu!”
Juna hanya bisa menyengir.
“Trus gimana? Bisa jawab?” Ibu malah ikut penasaran.
“Untung contekan abang mantab!” Juna meninju lengan kukuh abangnya. “Juna bisa langsung jawab dengan lancar,. Dan berkat tugas Abang yang banyak revisi, Abang sampai bikin tiga versi tugas yang Juna pinjam satu.”
“Sialnya itu nilainya lebih tinggi dari yang punyaku!” Bima tertawa pasrah. Memang ganteng privilese itu nyata.
“Terus gimana kerjaannya?” Bapak bertanya dengan penasaran.
"Juna tadi hampir saja kena tipu," jelas Juna
"Untungnya kami cepat sadar dan nggak mau ngasih uang," tambah Bima, masih terlihat sedikit kesal.
“Kok bisa?”
Akhirnya Juna pun menjelaskan apa yang terjadi pagi tadi dengan singkat. "Sepertinya, ini adalah skema ponzi. Mereka cuma mau ngumpulin uang dari orang-orang yang mendaftar, bukan benar-benar menawarkan pekerjaan."