Tahanan Patung Pemuda

Kim Sabu
Chapter #3

Hitam Pekat

Kegelapan merupakan salah satu warna yang senantiasa setia menemani waktu demi waktu bergulir. Kegelapan itu akan senantiasa patuh kepada titah Tuhannya yang sudah lama tertuang dalam kitab suci ummat manusia, lebih tepatnya kitab suci semesta dan seluruh isinya. Kegelapan adalah sebuah kata yang terkadang memiliki makna tersendiri bagi para pembacanya.

Begitulah denganku, aku ibarat berada pada sebuah tempat yang sungguh gelap. Hitam, pekat. Tak satu pun bisa kutuliskan dengan penaku, tak satu pun mampu terlukis oleh kanvas kehidupanku, karena kegelapan itu senantiasa setia menari-nari mengikuti setiap jejak langkah. Kadang sinar terang menghampiriku beberapa detik saja, kegelapan akan muncul beriringan bak puting beliung yang siap meluluhlantakkan sandiwara kehidupan manusia menyedihkan sepertiku.

Hatiku bagaikan bola yang senantiasa menggelinding, di mana dan ke mana pun orang-orang menendangnya. Namun, entah kapan aku akan memasuki gawang sebagai tanda kemenangan, aku sendiri belum tahu. Tuhan telah menuliskannya dalam kitab kehidupanku, yang aku sendiri tak tahu dan tak akan bisa tahu perihal isi dari kitab kehidupanku itu. Aku mengatakan demikian karena aku tak bisa mengintip isi-isi yang tertulis di dalamnya. Tidak bisa!

Aku hanya manusia yang diberikan instrument ayat sebagai tanda-tanda bahwa ada yang namanya takdir. Dan takdir inilah yang senantiasa kita ikuti dengan tak melupakan butiran-butiran kata bernama usaha atau ikhtiar. Toh nyatanya, aku mampu bangkit dari keterpurukan sandiwara hidup, karena aku berusaha mengikuti cahaya kebenaran yang dikirimkan Tuhan kepadaku lewat perantara ciptaan-Nya.

Sebenarnya, aku adalah manusia suci, karena dilahirkan dari rahim seorang ibu yang suci. Aku banyak paham tentang deretan firman Tuhan dalam kitab suci. Bahwa tiap-tiap manusia yang lahir adalah lahir dalam keadaan suci atau bersih. Lingkungan lah yang membuatnya berkarakter mirip hewan atau manusia. Bahkan dalam ayat Tuhan, manusia terkadang lebih hina dari binatang. Aku paham tanda-tanda itu, malah sangat paham.

Lihat selengkapnya