“Aaaaahhhhhhh ..”
Detak Jantung yang berdetak Kencang , Keringat dingin dan Rasa Waswas menyelimutinya.
“Apa itu tadi ? Aku Terjatuh Ke dalam Jurang Yang Dalam itu? Wah Sepertinya itu mimpi . Oh tidak, Aku tertidur, Aku sedang Latihan Berkultivasi tadi, bisa bisanya aku tertidur. Aduh mana lapar lagi , Sebaiknya aku pulang!”.
Itu dia, Lindan dia berusia 11 tahun, hidup di desa yang damai dan tenteram, dia tinggal bersama Ayahnya. Ayah Lindan Seorang pemabuk berat, wajahnya dipenuhi Depresi layaknya seorang yang memiliki tekanan berat pada hidupnya. Tetapi di balik itu dia sangat menyayangi Lindan satu satunya harta berharga yang dia miliki.
Lindan berlari dari atas bukit menuju rumahnya, tiba-tiba dia bertemu dengan seorang kakek pemilik Suatu perguruan di tempat itu , Kakek Itu menyuruh Lindan Untuk Ikut tes kekuatan. Tes itu selalu di lakukan Rutin untuk anak usia 11Tahun .Dimana anak-anak yang mempunyai kekuatan yang besar, akan di rekomendasikan menuju Akademi anak Yang mempunyai predikat A di negara itu . Itu Semua menjadi mimpi yang paling di kejar semua anak usia 11 di Desa itu, lagi pula tes di lakukan hanya 1 tahun sekali dan harus di usia 11 tahun. Sudah Lama Lindan Mempunyai keinginan itu tapi sekali lagi dia tetap harus meminta ijin Ayahnya Untuk melakukan pengetesan itu. Lindan Bergegas pulang ke rumahnya untuk bergegas memberi berita baik untuknya tentang Tes kekuatan itu.
“Ayah, Kakek di jalan tadi menyuruhku untuk melakukan tes itu ayah, Ayah bolehkah aku mengikutinya? Aku ingin mengikutinya ayah.” Mendengar hal itu Raut wajah Ayah Lindan Seketika berubah, minuman yang ada di genggaman tangannya pun dia simpan. Lindan mengerti, dia sedikitpun tak takut, andaikan ayahnya melarangnya dia akan mengikuti apa yang di bilang ayahnya.
“Putraku! Sebelum kamu mengikuti tes itu , Aku akan mengetesmu terlebih dahulu, Berikan Tanganmu.”