Masih pagi buta, tapi suasana rumahku sudah sangat ramai. Sebenarnya tidak hanya hari ini, dari kemarin pun rumahku sudah ramai. Bagaimana tidak? Hari ini rumahku akan mengadakan dua buah acara penting sekaligus. Pasti tidak ada yang bisa menebak tentang acara yang akan diadakan di rumahku. Sama, awalnya aku juga tidak bisa percaya. Tapi semua terjadi secepat ini. Kak Sarinah yang baru 5 bulan dilamar sudah akan dinikahkan pagi ini. Malah parahnya, Kak Mura juga akan dinikahkan pagi ini juga, padahal ia juga masih bisa dibilang barusan dilamar.
"Rah, kok bengong aja? Sini bantu-bantu sebentar!" panggil Ibu yang kini sedang repot membawa beberapa panci kotor ke dekat sumur untuk dicuci.
"Iya!" sahutku dengan agak berteriak dengan harapan agar Ibu mendengar sahutanku.
Aku berlari kecil menuju ke arah sumur untuk membantu Ibu. Entah nantinya Ibu akan meminta bantuan apa, tapi apapun yang ia minta pasti kukerjakan sebisanya.
"Bantu apa, Bu?" tanyaku setelah berada di samping Ibu.
"Kamu bantu bagi jajanan ke rumah-rumah tetangga," jawab Ibu tanpa menoleh ke arahku.
Tanpa berpikir panjang, aku langsung menyanggupi. "Oke, Bu. Oh iya, jajanannya ada di mana?" tanyaku.
"Ada di dapur," sahutnya singkat. "Biar cepat bisa ajak temanmu, kok." Ibu melanjutkan.
"Beneran?" tanyaku tak percaya.
Ibu menoleh lalu tersenyum simpul. "Iya, sayang."
"Oke, Bu. Siap laksanakan!" jawabku seraya meletakkan tangan di kening bak orang hormat.
Ibu tertawa pelan. "Banyak gaya kamu, Rah. Sudah sana bagi-bagi jajanan dulu, nanti keburu telat."
Aku menangguk pelan lalu berlari kecil menuju dapur dengan perasaan gembira dan penuh semangat. Aku rasa hari ini adalah hari yang juga dapat membuatku senang. Tapi nyatanya aku sedikit melupakan sesuatu, tapi apa?
"Satirah kok di sini?" celetuk Bibi Ruroh setelah aku tiba di dapur.
"Di suruh Ibu buat antar jajanan ke tetangga," jawabku sambil melayangkan pandangan ke seluruh isi dapur untuk mencari jajanan yang dimaksud Ibu.
"Ooh ... eh, kamu cari apa?" tanyanya lagi.
"Cari jajanannya, Bi. Bibi tau di mana jajannya?" tanyaku balik.
Bibi Ruroh tertawa kecil. "Bilang dong dari tadi, Rah. Jajannya ada di samping rak piring."
Segera aku berjalan ke arah rak piring. Dan ... ya, ketemu. Terlihat ada sekantong plastik besar berisi banyak kotak makanan yang aku yakin jika kotak itu berisi jajanan yang dimaksud Ibu.
"Ketemu?" celetuk Bibi Ruroh memastikan.