Rosaline masih berdiri terpaku di hadapan cermin ketika Rene Catalina berjalan memasuki kamar dan menghampirinya. Seperti biasa, Rene Catalina berbicara kepadanya tanpa menatap wajahnya. “Apakah kau sudah siap?“ tanyanya.
Rene Catalina adalah bibi dari Rosaline, dan satu-satunya keluarga yang Rosaline miliki sekarang. Meskipun begitu, Rene bukanlah sosok seorang bibi yang penyayang.
Rene adalah wanita dengan kedua mata biru dan rambut berwarna cokelat gelap, tubuh yang begitu ramping, dan raut wajah yang dingin. Ia adalah seorang wanita yang terlihat memiliki hati yang keras, dan jarang tersenyum.
Sejujurnya begitu sulit bagi Rosaline untuk hidup bersama bibinya itu.
Rene terlihat tak menghargai sifat dan perhatian penuh kelembutan yang Rosaline pernah tunjukan padanya setiap hari. Tak ada kehangatan dari kedua mata Rosaline yang dirinya izinkan untuk melembutkan hatinya.
Rosaline seolah merasa benar-benar sendirian pada hari yang begitu penting di dalam hidupnya ini. Memiliki Rene sebagai satu-satunya keluarga yang ia miliki sekarang, dari kebanyakan waktu membuatnya merasa seolah ia tidak memiliki keluarga sama sekali.
Semakin dekat pada waktunya untuk mengucap janji sucinya, semakin cemas dan gugup hati Rosaline. Untuk beberapa saat ia menatap bibinya tersebut melalui pantulan cermin di hadapannya.
Rene hanya menatap Rosaline sekilas sebelum dirinya beranjak pergi meninggalkannya setelah ia selesai membantu menata rambut keponakannya itu.
Butuh beberapa saat bagi Rosaline untuk akhirnya berbicara, suaranya ragu-ragu
“Bagaimana jika ia tidak menyukaiku?“ tanya Rosaline.
Langkah Rene terhenti dan ia berbalik menatap keponakannya itu.