Haiden Herschet berjalan keluar dari kamar pribadinya. Ia hendak berjalan turun dari lantai atas Puri ketika ia berpapasan dengan Rosaline yang juga tengah berjalan menuruni tangga. Rosaline menghentikan langkahnya dan menatap wajah Haiden, mengangguk sopan padanya. Haiden menduga bahwa wanita itu pasti baru saja meninggalkan perpustakaan, karena di tangannya terdapat sebuah buku.
“Aku baru saja hendak ke taman untuk membaca buku.” ucap Rosaline. “Kau mau ke mana?”
Haiden mengedikkan bahunya. Ia membalas senyuman Rosaline, tetapi senyuman itu tidak sampai ke matanya, kesannya dingin dan formal. “Kau suka buku. Aku juga memiliki hobiku sendiri.”
Haiden berjalan menuruni tangga dan keluar melalui pintu utama Puri tanpa menoleh.
Rosaline berjalan ke taman Puri dalam diam.
~
“Keberatan jika aku bergabung bersamamu di sini?“ Aidan menyapa Rosaline yang ia temukan lagi-lagi tengah membaca buku dan duduk sendirian di bangku taman Puri, sesuatu yang sepertinya mulai menjadi kebiasaannya.
Aidan duduk di sebelah Rosaline dan memandang dedaunan yang berguguran di sekelilingnya. “Di sini sebenarnya agak dingin.” Ia memandang wajah Rosaline yang terlihat sedih. Wanita itu terlihat kesepian.
Rosaline tersenyum kecil. “Aku merindukan rumah.”
Aidan kembali mengalihkan pandangannya pada dedaunan di sekelilingnya. “Suatu hari tempat ini akan terasa seperti rumah bagimu.”
“Aku tidak yakin.”