Tainted Part One: Veiled Secrets

Nadia Hana Abraham
Chapter #19

Bagian Dua, Bab Enam Belas

   Pikiran Haiden beralih pada sosok Estella, dan hari di saat ia melihat gadis itu untuk pertama kalinya.

    Ia mengingat bagaimana seorang pelacur –Celeste namanya– tengah duduk di pangkuannya, tertawa dan meneguk minuman seperti seseorang yang kehausan, tetapi ia tidak keberatan dengan hal itu sama sekali. Samuel, yang merupakan bajingan kaya di London,  menemaninya malam itu.

    Aidan duduk tidak jauh darinya, kepalanya tertunduk. Ia terlihat mabuk dan hal itu membuatnya tertawa-tawa geli. Sepupunya itu selalu bersikap seolah dirinya jauh lebih baik daripada orang-orang lain, –lebih baik daripada dirinya.

    Dan di sinilah Aidan berada, di rumah bordil di mana gadis-gadis bodoh itu tertawa-tawa, mencoba menggodanya.

    Ketika ia menoleh, di saat itulah ia menemukan Estella. Ia menatap gadis itu sekali, dan Estella langsung mengerti. Gadis itu menghampirinya dan duduk di pangkuannya. Ia mengenakan gaun dengan bahan yang murah, dan sudah sobek di sana-sini. Menyedihkan sekali.

    Gadis seperti Estella-lah yang paling mudah dibodohi, karena ia tahu bahwa meskipun gadis itu sudah merasakan seperti apa pahitnya kehidupan ini, gadis seperti itu jugalah yang begitu berputus asa untuk diselamatkan, untuk dicintai.

    Tetapi itu tidak menjadi soal, bukankah begitu?

    Gadis-gadis seperti Estella akan dibuang pada akhirnya.

    Tetapi malam itu, Haiden memainkan peran sebagai pria yang mabuk cinta; kepalanya tidak tertunduk seperti orang bodoh, seperti Aidan, tetapi ia membiarkan pendar cahaya lilin menari-nari di kedua matanya ketika ia menatap Estella.

    Estella itu istimewa dibanding gadis-gadis lainnya di sana. Ia harus membuat gadis itu percaya. Untuk membuat seseorang terjatuh dan hancur seperti serpihan debu, ia harus membuatnya terbang tinggi di langit, membuatnya percaya bahwa ia mampu menggapai bintang-bintang.

 

~

Lihat selengkapnya