Tak Ada Cinta, Kecuali Jakarta

E. N. Mahera
Chapter #4

Konservatif

SESUNGGUHNYA, SAAT PENGUNGKAPAN atau mempertanyakan kesediaan tidaklah penting bagiku; macam-macam itu seharusnya hanya dilakukan oleh remaja akil balik (sl: saat itu, aku mendefinisikan diriku sebagai seorang progresif dalam hal hubungan cinta; progresif artinya mazhab atau orang yang menganggap beberapa tradisi romantisme remaja harus ditinggalkan setelah usia tertentu agar tidak alay). Namun, pengalaman bicara bahwa beberapa dewasa muda masih tetap memegang tradisi mazhab konservatif (antitesis mazhab progresif), mereka yang termasuk dalam mazhab konservatif membutuhkan tradisi remeh-temeh masa ingusan, mereka memerlukan hari bersejarah dan merasa bahwa semua tradisi yang memperkuat romantisme sepasang kekasih perlu dipegang teguh. Dan setelah sekian saat masa pendekatan kami, bisa kuterka bahwa Aina menyukai tradisi cinta mazhab konservatif sehingga aku melakukan saat pengungkapan itu untuk Aina di tengah kemacetan Jakarta pada tanggal 1 Februari. Dan dugaanku benar, setelah menjadi kekasihnya, Aina memanglah seorang konservatif sejati. Beberapa hal yang tampak dalam tayangan drama korea atau drama remaja, rasa-rasanya perlu kami reka ulang di dunia nyata.

Meski pada awalnya kurang nyaman, pada akhirnya, aku maklum, mengingat watak dan riwayat kisah cinta Aina. Aku adalah pacar kedua dan jatuh cinta kali kedua Aina. Kisah cinta pertamanya berlangsung semasa sekolah, itu pun hanya beberapa bulan, dan pria itu sudah meninggal. Jadi, wajar saja beberapa tradisi serta protokol kaum konservatif tetap dipegang teguh. Dan sebagai seorang konservatif, Aina mendeklarasikan 1 Februari sebagai hari istimewa kami yang—HARUS dan HARUS—diperingati setiap tahun.

 

Walaupun Aina seorang konservatif dan aku pada dasarnya seorang progresif, tanpa sadar dan tak butuh waktu lama, aku mulai berubah haluan menjadi seorang konservatif. Sebelum bersama Aina, aku seorang progresif sejati, dan para kekasihku sebelumnya, mau tak mau, harus beradaptasi dengan cara berhubungan kaum progresif. Aina, dan hanya Aina, yang bisa membuatku melepaskan prinsip percintaan progresif yang kupegang. Entah apa yang membuatku perlahan-lahan menjadi konservatif, barangkali aku terlalu mencintai Aina, atau mungkin Aina terlalu sempurna untukku sehingga aku beruntung memilikinya, atau mungkin aku aku terlalu mencintai Aina karena aku sangat beruntung memilikinya.

Ya, kuakui, aku sangat beruntung, Aina membuatku menjadi manusia yang lebih baik. Terlebih, Aina, secara lahir dan batin, raga dan jiwa, adalah sempurna bila ditakar menurut kriteria pria mencari gadis untuk dikawini.

Lihat selengkapnya