Tak Ada Cinta, Kecuali Jakarta

E. N. Mahera
Chapter #11

Mama

DI JALAN PULANG setelah pesta.

“Mbak, aku lupa jalan di daerah sini. Coba lihat rutenya di Maps!” Kuserahkan ponsel.

Baru saja ponselku berada di tangannya. “Ih, banyak pemberitahuan Facebook. Kamu aktif main Facebook, ya, Mas? Aku aja ‘udah nggak punya Facebook, loh.”

“Banyak keluargaku di kampung masih pakai Facebook.”

“Boleh aku lihat isinya, nggak? Pasti banyak foto jelek.”

“Buka ‘aja.”

Sesaat lalu. “Kok nggak ada foto kamu?”

“Nggak punya foto. Isi galeriku ‘aja foto muka kamu.”

Saat sedang antri di pintu tol, Aina mengambil potret kami dengan bibirnya menyentuh lesung pipiku, lalu minta izin mengunggah gambar itu. Kuiakan. Baru setelahnya, aku sadar bahwa selain gila emoji, waktu itu mama juga sedang gila Facebook. Dan memang, sekian menit, Aina menyerahkan ponselku, “Mas, mama ‘nelpon.”

(Tersambung). “Halo, Ma. Ini di jalan pulang, baru dari nikahan kawan, sebentar lagi aku ke sana,” kataku.

“Pacar baru?” Mama tanpa tedeng aling-aling.

“Maksudnya?”

“Yang di Facebook. Itu yang baru, kah? Kenapa sudah masuk Facebook duluan? Kenapa belum bawa ke rumah?”

“Nanti.”

“Nanti malam, ya! O, ya, jemput mama di gereja saja, baru kita ke tempat latihan. Latihannya di rumah kawan mama.”

Lihat selengkapnya