Tak Ada Cinta, Kecuali Jakarta

E. N. Mahera
Chapter #12

Restu

SEJAK PERTEMUAN PERTAMA mama dan Aina, aku tak pernah lagi mempertemukan mereka secara khusus sebab sikap mama kepada Aina selalu dingin dan ketus. Karena itu, beberapa pertemuan mereka kemudian terjadi tanpa kusengaja atau terpaksakan keadaan. Berani mempertemukan terlalu muluk, menyebut nama Aina saat bersama mama saja aku berpikir ribuan kali. Aku menunggu saat yang tepat, menunggu dan menunggu, tanpa tahu apa yang kutunggu selama itu.

Aku ingin, tapi aku takut untuk bertanya, “Menurut mama, Aina bagaimana?” Aku takut menghadapi kenyaataan bahwa mama telah membenci Aina. Aku tahu, tak ada restu untuk Aina. Sangat jelas. Mama memang tak pernah mengatakannya atau melarangku berhubungan dengan Aina, tapi sindiran halusnya memastikan keberatannya. Setiap kali kami ada di dalam percakapan dari hati ke hati di teras rumah, tanpa angin tanpa hujan, mama sering meminta, “Billy, kalau mama mati, jangan pernah lupa Tuhan!” Dan setelahnya udara rasa-rasanya membeku.

Permintaan tersebut beberapa kali mama sampaikan kepadaku, dan itu dimulai sejak mama mengenal Aina.

 

Lihat selengkapnya