Tak Ada Cinta, Kecuali Jakarta

E. N. Mahera
Chapter #16

Kedai

SETELAH TIGA TAHUN bersama Aina, aku bertekad untuk membuat kepastian hubungan kami. Walaupun aku tak tahu bagaimana caranya dan keyakinanku belum penuh untuk meninggalkan Aina, aku merasa tak bisa lagi menunda. Dan hari itu mungkin hari yang tepat.

Hari itu, aku dan Aina mengadakan janji makan siang—yang pada akhirnya jadi makan sebelum sore—di Kedai Rasa Abadi, sudah seminggu lebih kami tak bersemuka karena aku lebih sering berada di rumah sakit menemani jika ada di Jakarta.

Siang itu aku baru saja tiba dari luar kota dan langsung menuju Kedai Rasa Abadi. Aku tiba lebih dulu (seperti biasa). Beberapa saat menunggu, muncul pesan singkat dari Aina yang dikirim beberapa kali dan berjeda sekian menit satu dengan yang lain. Dari diksi dan jumlah pesannya, terkesan bahwa Aina takut, pada pertemuan terakhir kami, aku sempat marah besar karena Aina masih seenaknya memperlakukan waktu dan janji.

·        Mas. (Emoji mata tertutup dan bibir manyun). - Pesan pertama.

·        Maaf. - Pesan Kedua.

·        Aku kayaknya sejam lagi baru bisa ke sana. ­- Pesan Ketiga.

·        Aku masih ada kerjaan.

·        Ke apartemen dulu aja Mas. Kamu tidur dulu. Aku masih agak lama.

Lihat selengkapnya