JAKARTA MACET. KOTA itu laknat saat sore. Klakson, umpatan, dan teriakan penjual jajanan terdengar di perempatan. Mengendarai motor, sendiri, dengan pikiran yang berterbangan seperti debu dan asap bus kota, pikiranku lebur dalam setiap inci kota itu. Jakarta adalah kota yang kubenci jika ada di sana, tapi saat jauh aku merindukannya. Saat itu, mengamati suasana khas Jakarta, pencakar langit, kemacetan dan manusia-manusia tanpa perasaan, aku mendadak rindu menulis lagi.