Tak Ada Cinta, Kecuali Jakarta

E. N. Mahera
Chapter #29

Hemingway

‘SUDAH MANDI DAN wangi, Aina datang ke teras, berdiri di hadapanku yang sedang ‘ngudut dan sedikit membentak. “Mas! Kamu nggak bawa daleman aku, ya?”

Sigaret langsung kuremukkan. “O, iya, lupa, Mbak. Buru-buru. Tadi kamu nggak bilang, sih,” kataku santai.

“Ya, nggak perlu aku bilang, dong. Kamu kan harusnya tahu sendiri. Terus aku pulang ‘gimana? Baju sama celana ini tipis, putih lagi. Isi-isinya kelihatan semua ini,” kata Aina sambil memegang dadanya.

Mataku langsung tertuju pada tangan Aina menggenggam dua benda yang tampaknya runcing itu. Saat itu, busana Aina yang kekurangan kain dan bentuk tubuhnya yang padat-melengkung, membuat aku harus menarik satu napas panjang dan tertawa. “Tenang, masih ada baju kondangan kamu yang tadi sore. Duduk dulu! Aku pengen ngobrol.”

Aina duduk. “Jangan di sini, Mas. Nanti kalau ada yang masuk ‘gimana? Aku kayak telanjang ini.”

Aku bangkit, menarik pergelangannya, lalu membawanya ke sebuah ruangan yang kujadikan ruang perpustakaan kecil. Di dalamnya ada empat rak besar yang dipenuhi buku, dan di lantai bertebaran tumpukan buku, dan peti-peti yang juga berisi buku. Ruangan itu rapi dan tertata dalam pengertianku, orang rumah sering membersihkannya. Tapi, ketika mendapati penampakan di perpustakaanku, Aina malah berkata, “Aku nggak tahu, harus kagum atau apa. Bukunya banyak, tapi berantakan, Mas! Ini harusnya ditata berdasarkan genrenya. Kamu kan pernah lihat perpustakaan aku, harus kayak ‘gitu, Mas, biar rapi.”

Kuperhatikan seisi ruangan, sepertinya rapi, tapi, ya, jauh sekali perbedaannya dibandingkan perpustakaan Aina, di mana tak ada tumpukan buku di lantai, semua buku tersampul, dan terkategorikan secara ketat.

Aina lalu berjalan dan mengamati judul-judul yang tampak di rak, lalu berhenti di rak paling kanan, isinya novel. “Mas, novel pakai sudut pandang orang kedua yang kamu suka, mana?”

Kuraih novel Aura oleh Fuentes keluar dan Aina segera membukanya. “Kamu yakin mau baca? Kemarin novelnya Han Kang ‘aja belum kamu baca.”

Lihat selengkapnya