Tak Ada Cinta, Kecuali Jakarta

E. N. Mahera
Chapter #31

Kolokan

AINA TAK BERHENTI mengejekku. “‘Aina, ini siapa? Dia lagi deketin kamu, ya?’” Kata Aina, memberat-beratkan suara. “‘Ini siapa, Aina?’” Dan terus menindihku, menciumku secara membabi-buta. Saat itu, kekenyalan dadanya terasa sekali, selain malu, aku juga berahi.

Tak tahan lagi menahan malu dan berahi, aku berusaha melepaskan tubuh Aina dari tubuhku. “Aku ‘ngambek,” kataku. Lalu coba bangkit dari kasur. Tapi Aina menarik perlengan tanganku, dan aku menindih tubuhnya. Kami tertawa. Bibir kamu sempat berpaut sebentar, matanya sempat menyipit sebentar, binatang celana sempat menyempitkan celanaku, bahkan saat terjepit di antara pahaku saja nikmatnya bukan main. Namun, kuhentikan ciuman itu. “Besok kerja, tidur!”

Aina tak membantah. “Kelonin lagi!”

Kembali pada posisi kolokan. Aina menutup mata lagi, memelukku lagi, dan kubelai rambutnya lagi.

“Mas, kamu mau aku ‘nginap di sini malam ini?”

“Kamu mau pulang?”

“Nggak juga, tapi ‘gimana kalau ada yang datang? ‘Gimana kalau ada yang mergokin kita di sini?”

“Kita bukan anak sekolah lagi, Mbak.”

“Bukan ‘gitu, kalau mama tahu ‘gimana?”

“Mama kan di rumah sakit. Kalau mama tahu juga nggak jadi masalah. Paling ditegur doang kayak ‘negur aku minum alkohol.”

Lihat selengkapnya