Tak Kunjung Penantian

muhamad Rifki
Chapter #6

Bab 5—Restu Dari Ayah


Restu Dari Ayah

"Lalu bagaiamana jika kedua orang tuaku menanyakan kepergianku ini?" Bisma bertanya kepada Kakek Jalil.

"Kau bisa memberitahukan apa adanya kepada ayahmu, kurasa ia juga tahu persoalan ini. Ia akan memahami kondisi dan situasi untuk berbicara kepada ibumu."

"Kau beristirahatlah dulu di sini. Saat fajar hampir tenggelam, kau boleh untuk pulang ke rumahmu."

Bisma mengangguk tanda setuju dengan perkataan Kakek Jalil. Kakek Jalil melihat ke sekeliling melihat keberadaan Jaka yang terlihat seperti tidak biasanya. Saat pembicaraan tadi bersama Bisma yang cukup lama, tidak ada satu pun suara yang keluar dari mulutnya. Ternyata cucunya itu sudah terkapar tidur pulas. Mulutnya terbuka, tangannya tak karuan posisinya. Kakek Jalil yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil membuang napasnya—sudah muak dengan tingkahnya.

Kukuruyuk ... Cit-cit ... Cit-cuit ...

Suara ayam hutan dan burung-burung sudah mulai berbunyi—menandakan hari akan menjelang pagi. Penghuni rumah tengah hutan itu terbangun satu per satu. Kakek Jalil, orang yang pertama bangun dari tidurnya, disusul oleh Jaka kemudian Bisma.

"Sudah pagi ya?" Bisma bertanya sambil membersihkan matanya.

"Ya, tapi langit masih gelap." Kini Jaka yang menjawab pertanyaan Bisma.

Lihat selengkapnya