Tak Kunjung Penantian

muhamad Rifki
Chapter #8

Bab 7—Perjalanan Menuju Terminal


Perjalanan Menuju Terminal

Bisma terus mempercepat langkahnya menuju perbatasan kampung. Cukup lama ia berjalan cepat, dari kejauhan tampak seseorang yang sedang berdiri menunggu sesuatu. Bisma sepertinya mengenalinya. Ya itu adalah Jaka yang sedang berdiri menunggu Bisma. Ia menoleh ke arah langkah kaki Bisma—menyuruh terus mempercepat langkahnya. Setibanya Bisma di hadapan Jaka, Jaka hampir saja menertawainya karena pakaian yang dikenakannya lucu menurut Jaka. Namun untungnya, ia dapat menahannnya.

"Banyak sekali barang bawaanmu." Jaka menoleh ke arah tas besar dan koper yang Bisma bawa.

Bisma di situ malah merasa keheranan dengan Jaka yang hanya membawa satu tas yang berukuran tidak terlalu besar.

"Aku khawatir, kita akan lama di sana. Lalu kenapa kau hanya membawa tas itu saja?" Bisma bertanya, menunjuk ke arah tas yang dibawanya di punggung Jaka.

"Ribet. Aku tak nyaman membawa barang banyak sekali, aku hanya membawa yang benar-benar aku butuhkan nanti disaat situasi darurat."

Penampilan Jaka di situ benar-benar bukan penampilan seseorang yang ingin berpergian jauh. Menggunakan kaos lengan panjang, celana olahraga hitam, sepatu sport, tas yang dibawanya, rambutnya klimis belah tengah, dan kacamata hitam yang ia kenakan—seperti orang yang ingin olahraga pagi di hari Minggu. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang Bisma kenakan. Menggunakan pakaian kantor dan rambut gondrongnya yang sebahu, dibiarkan terurai dan terkipas oleh angin. Itulah yang membuat Jaka hampir saja tertawa melihatnya.

"Tempat mana yang akan kita kunjungi terlebih dahulu?" Bisma bertanya, menatap Jaka.

"Aku tadi sudah menelepon seseorang temanku. Kita akan pergi ke sana terlebih dahulu."

"Dia yang akan menjemput kita?"

Lihat selengkapnya