Tak Kunjung Penantian

muhamad Rifki
Chapter #22

Bab 21—Sebuah Surat tak di Undang Datang Mengetuk

Sebuah Surat Tak di Undang Datang Mengetuk

Krek ... 

Suara pintu ditarik oleh Jaka. Kepalanya lebih dulu keluar untuk melihat ke luar rumah—namun nihil. Karena ia penasaran, ia memajukan langkahnya untuk mencari siapa orang yang telah mengetuk pintu rumah itu.

Melihat sekeliling dari rumah itu dan tetap saja tak ada jejak yang menandakan ada orang asinh yang baru saja masuk. Jaka berpikir mungkin itu hanya orang yang ingin jahil saja kepada mereka. Ia pun kembali masuk ke dalam rumah. Saat ingin melewati pintu yang tadi telah dibuka olehnya, kakinya Jaka merasa telah menginjak sesuatu. Reflek ia menoleh ke arah bawah, melihat sesuatu yang telah diinjaknya. Ternyata ada secarik kertas yang tidak sengaja tertutup oleh telapak kakinya Jaka. Ia pun langsung menyingkirkan kakinya ke pijakan lain dan segera mengambil kertas itu untuk di bawa masuk ke dalam.

Sesampainya di dalam, yang lain heran melihat Jaka yang hanya seorang diri yang kembali masuk kembali ke dalam rumah. Mereka semua mengira bahwa Jaka akan kembali bersama tamu yang tadi telah mengetuk pintu rumah mereka, namun tidak. 

"Mengapa hanya sendirian saja kau, Jaka?" Gusto mewakili semuanya yang memiliki rasa keheranan yang sama. "Apa kau telah mengusirnya?"

Jaka menggelengkan kepalanya cepat. "Tak ada wujudnya." 

"Kami ini bukan anak kecil lagi, Jaka. Mana ada hantu di pagi hari yang cerah ini." Gandi berpikir Jaka sedang melemparkan satu lelucon.

Kemudian Jaka menunjukkan secarik kertas yang tadi ia temui kepada semuanya. "Kau lihat sendiri saja jika tak percaya. Aku hanya mendapatkan ini saja."

Lihat selengkapnya